Menurut surat kabar Jerusalem Post, nilai pembelian material untuk membuat bom-bom pintar itu mencapai 100 juta dollar AS. Materi pembuatan bom itu tergolong murah dan diproduksi oleh Boeing yang mengubah bom-bom
konvensional menjadi bom-bom "pintar."
Dalam perang melawan Hizbullah di Libanon tahun 2006, Israel sudah menerima bantuan bom-bom pintar dari AS yang dikirim lewat udara. Dunia internasional sempat meributkan kasus ini, ketika pesawat-pesawat kargo AS yang membawa bom-bom itu mendarat di bandara Skotlandia dan mengabaikan aturan keselamatan serta keamanan.
Informasi soal perjanjian jual-beli bahan baku pembuat bom pintar antara Israel dan AS ini mengemuka, bersamaan dengan laporan Gedung Putih ke Kongres bahwa Israel kemungkinan melanggar perjanjian ekspor persenjataan dengan AS karena telah menggunakan bom kluster buatan AS dalam perang melawan Hizbullah.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku di AS, Presiden Bush seharusnya bisa menjatuhkan sangsi pada Israel karena sudah melanggar kesepakatan itu. Namun sumber di kalangan pejabat AS mengatakan bahwa Bush tidak akan menjatuhkan sangsi, kecuali ada tekanan dari Kongres.
"Kami baru menyerahkan penilaian pendahuluan, " kata juru bicara departemen luar negeri AS, Kurtis Cooper.
Laporan awal itu dibuat setelah dilakukan penyelidikan pada bulan Agustus 2006. Dalam penyelidikan itu, Israel mengakui telah menjatuhkan ribuan bom kluster di wilayah Libanon saat perang dengan Hizbullah. Namun Israel menolak dikatakan telah melanggar kesepakatan perjanjian ekspor munisi dengan AS.
Menteri Luar Negeri Israel, Mark Regev mengatakan, pihaknya terbuka dalam penyelidikan itu. "Kami sudah bekerja sama dengan AS dalam ikatan yang erat, transparan dan detil. Kami sendiri juga melakukan penyelidikan atas kasus ini, " ujar Regev.
Sebelum AS menyelidiki kasus ini, PBB sudah membuat laporan bahwa Israel telah menggunakan kluster bom selama perang melawan Hizbullah.
Kluster bom merupakan senjata pembunuh berbahaya. Satu kluster bom yang dilepaskan dari pesawat tempur, bisa menyebarkan ribuan bom-bom kecil dalam radius tertentu. AS menjual bom jenis ini pada Israel beberapa tahun yang lalu.
Perjanjian tentang Ekspor Senjata telah melarang penggunaan bom kluster dalam peperangan yang ditujukan pada wilayah padat penduduk. Orang yang terkena bom ini, kulitnya melepuh seperti terbakar hingga tewas. (ln/AFP/theAustralian)