Lembaga tinggi asosiasi Islam dan Asosiasi Al-Aqsa untuk pemeliharaan tempat-tempat suci menyatakan Israel sedang membangun sebuah sinagog di bawah Mesjid Al-Aqsa.
"Sinagog itu dibangun tepat di bawah Mesjid Al-Aqsa, sekitar 90 meter dari Kubah Batu," kata Raed Salah, ketua Gerakan Islam di Jalur Hijau dalam keterangan persnya seperti dikutip Aljazeera.
Menurut Salah, sinagog itu memiliki 7 ruangan yang menggambarkan sejarah Yahudi. Salah satu ruangan menggambarkan zaman Nazi Jerman dan Holocaust yang terjadi pada Perang Dunia II. Selain sinagog dengan 7 ruangan tersebut, Israel juga sedang membangun sinagog khusus wanita di lokasi yang sama.
Dalam konferensi pers tersebut, ditayangkan video dan foto-foto dokumentasi pembangunan sinagog dan penggalian yang masih terus dilakukan Israel di bawah Mesjid Al-Aqsa. Mufti Al-Quds dan Palestina, Syeikh Ikrema Sabri sudah mendesaka danya intervensi dunia Islam untuk menghentikan penggalian itu.
"Otorita Israel sudah mengeksploitasi pintu gerbang di sisi barat Al-Aqsa sejak 1996 dengan cara melakukan penggalian-penggalian yang pada akhirnya bertujuan untuk mendirikan sebuah sinagog," kata Syeikh Sabri dalam konferensi pers itu.
"Pembangunan sinagog membuktikan bahwa Israel tidak menemukan tanda-tanda apapun atas keyakinan mereka tentang adanya Kuil Sulaiman di tempat itu, itulah sebabnya mereka membangun ruangan-ruangan yang secara tersamar menggambarkan sejarah agama mereka," tambah Sabri.
Sementara itu, Salah mengingatkan Israel bahwa penggalian yang mereka lakukan bisa membahayakan struktur Mesjid Al-Aqsa.
"Seorang sopir truk ditugaskan untuk memindahkan peralatan ke lokasi penggalian dan ia sangat terkejut melihat lorong yang sangat besar di bawah mesjid, yang bisa dilewati sebuah truk," ujar Salah.
Ia juga mengingatkan, agresi Israel terhadap tempat-tempat suci umat Islam akan menghadapi serangan balasan. "Anda mengundang munculnya perlawanan untuk menghentikan kegiatan terhadap mesjid itu," kata Salah ditujukan pada pemerintah Israel.
Bukan tidak mungkin, perusakan terhadap Mesjid Al-Aqsa akan membangkitkan kembali gelombang Intifada seperti yang terjadi pada September 2000 lalu, saat Ariel Sharon berkunjung ke Al-Aqsa.
Upaya-upaya perusakan terhadap Mesjid Al-Aqsa sudah terjadi berulang kali. Pada tahun 1996, 80 orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel ketika mereka sedang melakukan aksi protes atas penggalian terowongan di bawah Mesjid Al-Aqsa. Jauh sebelumnya, pada 21 Agustus 1969, bagian selatan Mesjid Al-Aqsa dibakar. Bagian mesjid seluas 1.500 meter persegi itu rusak termasuk anak tangga bersejarah yang dibangun tokoh pejuang Islam, Shalahuddin Al-Ayyubi.
Warga Palestina menuding pembakaran itu dilakukan oleh kelompok ekstrim Yahudi dan pemerintah Israel. Namun tudingan itu dibantah Israel yang mengklaim bahwa kebakaran terjadi karena hubungan arus pendek listrik. Namun di kemudian hari, seorang laki-laki asal Australia yang sedang mencari pengungsi di Kibbutz terbukti bersalah melakukan pembakaran itu dan dibebaskan setelah mendapatkan terapi psikiatri. (ln/iol)