Israel benar-benar tuli dengan kecaman dan kritikan dunia internasional agar menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah pendudukannya di Palestina. Rejim Zionis itu malah mengesahkan rencana pembangunan 2.500 rumah baru untuk pemukiman Yahudi di wilayah al-Quds (Yerusalem).
Kantor berita AFP mendapatkan sebuah daftar unit-unit perumahan yang akan dibangun Israel, dan salah satunya adalah pembangunan 2.461 rumah di Yerusalem Timur, wilayah Palestina yang dianeksasi rejim Zionis. Padahal dunia internasional tidak mengakui pencaplokan wilayah Palestina itu oleh Israel dan dalam sejumlah kesepakatan damai antara Israel-Palestina, antara lain Peta Jalan Damai, Israel dilarang melakukan pembangunan pemukiman baru di wilayah Palestina yang didudukinya.
Bukan sekali ini saja, rejim Zionis melanggar kesepakatan dan ketetapan internasional. Presiden Palestina Mahmud Abbas mengecam pembangunan rumah-rumah baru di Yerusalem oleh Israel. "Dengan melanjutkan proyek pemukimannya, Israel melepas tanggung jawab untuk secara serius mematuhi bahkan menghancurkan kesepakatan Annapolis, " kecam Abbas.
Eksodus ke Mesir
Sementara itu, sejak jebolnya perbatasan Ghaza-Mesir, perbatasan Rafah, warga Palestina terus mengalir ke Mesir untuk membeli kebutuhan pokok atau sekedar berobat ke rumah-rumah sakit. Arus warga Palestina ke Mesir, oleh sejumlah media massa digambarkan mirip eksodus.
Aljazeera melaporkan, aparat keamanan tidak melakukan tindaka apapun terhadap warga Palestina, khususnya warga Ghaza yang selama ini diblokade oleh rejim Zionis Israel. Presiden Mesir Husni Mubarak juga sudah memerintahkan agar tentara-tentara Mesir membiarkan warga Palestina melintasi perbatasan.
"Saya perintahkan pasukan saya untuk membiarkan mereka masuk dan membeli makanan, sepanjang mereka tidak membawa senjata, baru setelah itu mengembalikan mereka ke Palestina, " demikian laporan repoter Al-Jazeera dari perbatasan Rafah..
Pimpinan Hamas di Ghaza berterima kasih pada Mesir karena telah memberi kesempatan bagi warga Palestina untuk masuk ke Mesir. Pimpinan Hamas juga menyerukan warga Palestina untuk menghormati pasukan keamanan Mesir dan hanya membeli apa yang mereka butuhkan, kemudian kembali lagi ke Ghaza. (ln/presstv/aljz)