Serangan brutal Israel ke Jalur memasuki hari ke delapan. Hari ini, Sabtu (3/1) Israel membombardir sebuah gedung sekolah di Beit Lahiya dan seorang komandan pasukan peluncur roket Hamas gugur syahid.
Menurut sumber-sumber di Gaza, komandan Hamas itu bernama Mohammad al-Jammal berusia 40 tahun. Militer Israel mengakui serangan itu dan mengatakan target serangan mereka adalah sekolah-sekolah yang mereka klaim sebagai tempat peluncuran roket-roket Hamas ke wilayah Israel.
Militer Israel juga mengatakan bahwa Jammal bertanggung jawab atas roket-roket yang ditembakan dari seluruh Gaza City. Misil-misil Israel juga menghantam sebuah pelabuhan, namun tidak ada korban jiwa di lokasi ini. Di selatan kota Khan Younis, saksi mata mengatakan sebuah misil hampir menghantam sebuah mobil yang berisi para pejuang Palestina. Namun misil Zionis itu meleset dan para pejuang di dalam mobil itu selamat.
Dalam serangan sebelumnya, misil-misil Israel menghancurkan satu dari tiga jembatan yang menghubungkan Gaza City dengan kota-kota lainnya. Informasi terakhir dari petugas medis di Gaza, jumlah warga Palestina yang gugur syahid akibat serangan brutal Israel terus bertambah dan sekarang sudah mencapai 437 orang dan yang cedera mencapai 2.250 orang.
Skenario Serangan Darat
Sementara itu para pakar perang Israel dilaporkan sedang membahas berbagai taktik yang akan digunakan dalam serangan darat ke Jalur Gaza.
Sumber-sumber di militer Israel pada situs DEBKfile-sebuah situs yang dipercaya berafiliasi dengan badan intelejen dan militer Israel-mengatakan, para pakar sedang merancang dua skenario serangan darat setelah para pejabat pemerintahan Israel memberi lampu hijau untuk melanjutkan perang dalam pertemuan hari Jumat kemarin.
Menurut sumber-sumber itu, skenario pertama adalah agresi singkat "masuk kemudiang mundur". Agresi ini mengerahkan tank-tank, pasukan infanteri dan serangan udara untuk menggempur Hamas habis-habisan, setelah itu pasukan mundur. Skenario kedua, menggunakan model yang dilakukan di Tepi Barat, melakukan penghancuran terhadap sumber-sumber kekuatan militer Hamas sampai ke akar-akarnya lalu mundur, lalu ditindaklanjuti dengan serangan-serangan lanjutan jika dianggap perlu.
Bom-Bom dari AS
Dalam serangan brutal ke Jalur Gaza sejak Sabtu pekan kemarin, Israel menggunakan bom-bom mematikan buatan negara AS. Koresponden CNN di Pentagon, Barbara Starr mengatakan, Israel menggunakan bom buatan AS seberat 200 pon untuk membombardir apartemen tempat tinggal pimpinan Hamas yang menjadi target serangan Zionis Israel hari Kamis kemarin.
"Bom-bom itu sebagian dari uang milyaran dollar yang dibelanjakan Israel untuk membeli senjata dari AS," kata Starr.
Pada bulan September, berarti tiga bulan sebelum serangan brutal Israel ke Jalur Gaza, Kongres AS menyetujui penjualan seribu bom jenis Boeing GBU-39 senilai 77 juta dollar AS. Surat kabar Jerusalem Post menyebutkan, bom jenis itu merupakan bom pintar yang biasa digunakan untuk menghancurkan bunker.
Starr mengatakan, Israel mengklaim menggunakan bom-bom itu untuk membela diri. Padahal kenyataannya korban yang gugur di pihak Palestina kebanyakan warga sipil. "Israel membeli senjata-senjata itu untuk membunuh rakyat sipil," kata Starr. (ln/berbagai sumber)