Israel akhirnya memberikan izin bagi warga Palestina di Al-Quds (Yerusalem Timur) untuk ikut serta dalam pemilu legislatif Palestina yang rencananya akan digelar pada 25 Januari mendatang. Namun Israel tetap melarang Hamas mengikutsertakan kandidatnya dalam pemilu tersebut. Keputusan Israel ini menimbulkan reaksi keras dari pihak otrorita Palestina dan Hamas.
Seorang pejabat Israel pada Minggu (15/1) mengungkapkan, setelah ditekan AS, pemerintah Israel secara bulat memutuskan untuk memberikan izin bagi warga Palestina di Al-Quds untuk ikut pemilu.
Namun pada radio Israel, pejabat sementara PM Israel, Ehud Olmert usai rapat kabinet mengatakan, "Saya mengajukan usulan pada kabinet bahwa pemilu di Yerusalem Timur harus dilakukan dengan basis yang sama seperti yang dilakukan pada tahun 1996 dan 2005."
Sebelumnya, Olmert mengadakan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Usai pertemuan itu, utusan khusus AS untuk Timur Tengah menyatakan bahwa AS menginginkan warga Palestina di Al-Quds diizinkan ikut pemilu.
"AS meyakini bahwa warga Palestina selayaknya bisa memberikan hak suaranya di mana saja," kata Asisten Menlu AS untuk wilayah Timur Jauh, David Welch.
Meski demikian, keputusan Israel yang tetap melarang Hamas ikut serta dalam pemilu khususnya untuk wilayah Al-Quds masih menjadi persoalan bagi Palestina dan Hamas. Pemerintah Israel menyatakan akan melarang distribusi kertas suara dan pemasangan poster-poster Hamas untuk kepentingan kampanye di Yerusalem Timur.
Juru runding Palestina, Saeb Erekat menyatakan Israel tidak punya hak untuk melarang setiap kandidat berkampanye di Yerusalem Timur. "Kami sudah meminta pemantau internasional untuk memastikan bahwa kampanye akan dilakukan seperti pada tahun 1996 dan 2005 yang memberi keleluasaan bagi para kandidat dari kelompok manapun untuk bebas bergerak, termasuk Hamas," kata Erekat.
Sementara itu Hamas bersumpah untuk tidak menghiraukan larangan Israel itu. "Hamas akan mencari alternatif lain dan melanjutkan kampanye dengan cara apapun yang mungkin bisa dilakukan," tegas juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri.
Di tempat lain, satu jam setelah rapat kabinet Israel yang memutuskan warga Palestina di Al-Quds boleh ikut pemilu, pasukan penjajah Israel menangkap enam anggota Hamas, tiga di antaranya adalah kandidat pemilu Hamas untuk wilayah Al-Quds. Di antara 3 kandidat Hamas yang ditangkap, salah satunya adalah Syeikh Muhammad Abu Tir, yang masuk dalam urutan kedua daftar kandidat Hamas. (ln/iol)