Ismail Haniyah, PM Palestina menegaskan dirinya tetap berpihak pada pendapat Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk membentuk pemerintahan koalisi bersatu. Apa yang ia lakukan itu, tandasnya, adalah untuk memelihara konsistensi kesepakatan Makkah Mukarramah dan ia siap menghadapi tekanan eksternal yang ingin menggagalkan hasil kesepakatan rakyat Palestina itu.
Haniyah dalam pernyataannya kepada pers saat akan berangkat ke kantor dewan kementerian di Ghaza, mengatakan, "Kami tetap berdiri di sisi presiden Mahmud Abbas untuk memelihara apa yang sudah kami hasilkan dalam kesepakatan dan akan siap menghadapi tekanan eksternal, baik dari pemerintah AS atau lainnya yang berupaya untuk memundurkan kondisi Palestina ke belakang, dan membiarkan Palestina terus menerus berada dalam kubangan konflik sesama saudara."
Pernyatan Haniyah yang merupakan pimpinan Hamas begitu lantang dan jelas untuk berdiri bersama Presiden Abbas yang notabene adalah tokoh pimpinan Fatah. Keduanya telah menandatangani kesepakatan untuk membentuk pemerintahan koalisi nasional di depan Ka’bah, Makkah Mukarramah beberapa waktu lalu.
Haniyah menambahkan, "Kami adalah satu barisan rakyat Palestina, yang bersatu untuk memelihara kesepakatan ini dan menghadapi tekanan luar."
Menurutnya kesepakatan Makkah Mukarramah adalah suara keinginan yang murni dari rakyat Palestina dan semua pihak yang menjunjung tinggi keinginan rakyat Palestina. Ia menjelaskan bahwa pemerintahan koalisi bersatu Palestina saat ini sedang diproses dan akan dijalankan sesuai dengan visi misi yang jelas, demi Al-Quds, Al-Aqsha dan kepemimpinan nasional.
Cara paling penting dari semua itu adalah memelihara berbagai program nasional, kesatuan nasional dan menjamin untuk tidak terjerumus lagi pada kondisi terpecah belah dan saling tikam.
"Kami akan serius memelihara proyek nasional dan masalah Palestina yang telah disirami oleh darah para syuhada."
Menurut Haniyah, ada kekuatan asing yang berusaha memukul dan menghancurkan fondasi program nasional dan menghancurkan kepentingan Palestina.
Ia melanjutkan, "Kami akan serius meringankan penderitaan rakyat Palestina, membuka blokade yang telah menzalimi kami, yang ditimpakan kepada kami setelah rakyat kami secara bebas menentukan pilihannya. Semua cita-cita perjuangan itu tak mungkin terwujud kecuali dengan bersatu, kesungguhan dan optimisme. " (na-str/pic)