Ismail Haniyah Aktifkan Kembali Pemerintahannya di Jalur Gaza

Pemerintahan Resmi Palestina yang dipimpin Ismail Haniyah di Jalur Gaza, menyatakan akan kembali melanjutkan tugasnya dan mengaktifkan departemen pemerintahan serta institusi sipil di Jalur Gaza mulai Rabu pagi ini (21/1). Jubir Pemerintah juga telah menyerukan kepada para pegawai dan masyarakat lainnya, dengan segala keterbatasan yang ada untuk kembali melanjutkan aktivitas di tempat kerja mereka. Langkah ini diambil demi keberlangsungan hidup warga Jalur Gaza, agar pemerintah bisa segera bertindak cepat untuk melakukan segala bentuk perbaikan di wilayahnya.

Seruan tersebut disambut baik oleh warga Gaza. Pihak kampus dan sekolah-sekolah yang berada di kota itu telah menyatakan kesiapannya untuk kembali melanjutkan aktivitas mengajar. Baik para pengajar dan anak didik, hari ini mereka semua sudah siap memulai hidup baru dengan aktivitas rutin seperti biasa.

Jumlah Syuhada Terus Bertambah

Selasa kemarin diberitakan, dua orang anak kecil di Timur Gaza syahid terkena ledakan sisa granat dari agresi Israel ke wilayah itu. Sedangkan syuhada lainnya, adalah seorang petani yang ditembak tentara Israel yang berada di Utara Jalur Gaza.

Dengan demikian, berdasarkan laporan pihak kedokteran Palestina, jumlah warga Gaza yang syahid hingga hari ini sebanyak 1317 orang, sebagian besar mereka adalah anak-anak dan perempuan. Adapun jumlah korban luka sebanyak 5340 orang, dengan data statistik 35% (1855 orang) diantaranya adalah anak-anak dan 15% (795 orang) perempuan. Pihak kedokteran juga menghimbau para warga, demi menghindari bertambahnya korban, agar menjauhi tempat-tempat yang diperkirakan ditanam bom ranjau oleh Israel sebelum mereka menarik diri dari Jalur Gaza.

Hingga saat ini tentara Isarel dikabarkan secara bertahap masih menarik pasukannnya dari Jalur Gaza, dan Selasa kemarin gelombang penarikan senjata berat dan pasukan darat dikabarkan berlangsung secara besar-besaran. Hari ini merupakan hari ke-4 penarikan keluar militer Israel, bersamaan dengan mulai diberlakukannya gencatan senjata yang diserukan Israel pada hari Sabtu lalu (16/1).

Dengan adanya gencatan senjata dan penarikan militer itu, penduduk Gaza kembali ke rumah-rumah mereka yang telah hancur di bom oleh Israel. Bersama para relawan kemanusiaan, mereka kemudian mencari korban-korban yang masih terbenam di balik puing-puing reruntuhan bangunan. Dalam hal ini Direktur urusan Ambulan Darurat, Muawiya Hassanein mengatakan, puluhan syuhada yang tewas dibalik reruntuhan kebanyakan mereka adalah para perempuan, anak-anak dan pria dewasa. Data PBB kemudian menyebutkan, sebanyak 50 puluh ribu warga Gaza kini hidup tanpa memiliki tempat tinggal.(SINAI/ALJ)