Ismail Haniya Dukung Pembangunan RS Indonesia

Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya, secara resmi menyatakan  dukungannya pada program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.  Hal  ini dinyatakannya melalui surat tertulis yang ditujukan kepada Ketua  Tim 2 MER-C untuk Palestina, dr. Arief Rachman, tanggal 3 Mei 2009.  Surat dukungan dan ucapan terima kasih tertulis juga diberikan PM  Ismail Haniya pada Menteri Kesehatan RI, Ibu DR. dr. Siti Fadilah  Supari, Sp.JP (K). Kedua surat ini dibawa oleh 2 relawan MER-C yang  telah kembali ke tanah air pada hari Jum’at (8/5) lalu. Selain  membawa  surat persetujuan dari PM, Tim juga membawa surat dukungan dari  Menteri  Kesehatan (Acting Minister) di Gaza Palestina, dr. Bassim Naim.

Dalam suratnya, Ismail Haniya pimpinan tertinggi di Gaza atas nama  pemerintah dan rakyat Palestina mengucapkan terima kasih dan  penghargaan yang sebesar-besarnya atas dukungan yang telah diberikan  rakyat Indonesia melalui MER-C Indonesia untuk rakyat Palestina dalam menghadapi penjajah Israel. Lebih lanjut PM Ismail Haniya juga menerangkan bahwa pemerintah Palestina telah menyediakan sebidang tanah seluas 1,5 hektar di Utara Gaza untuk mendirikan RS sebagai monumen bersejarah yang menjadi tanda hubungan mulia antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina.

Berikut terjemahan resmi dari surat PM Ismail Haniya:

Terjemahan Surat Ismail Haniya:

Bismillahirrohmanirrohim

Ahad, 03 Mei 2009

Kepada Yang Terhormat,dr. Arief Rachman (Semoga senantiasa dalam penjagaan dan perlindungan Allah SWT) MER-C Indonesia

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hal : Ucapan Terima  Kasih

Atas nama saya pribadi, dan juga atas nama pemerintah Palestina dan  rakyat kami bangsa Palestina. Saya mengucapkan rasa syukur dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas dukungan MER-C Indonesia dalam perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajah Israel.

Dan kami perlu terangkan bahwa kami telah menyediakan sebidang tanah luas 1,5 hektar di Utara Gaza untuk mendirikan Rumah Sakit sebagai Monumen bersejarah yang menjadi tanda hubungan mulia antara rakyat Palestina dan rakyat Indonesia.

Saya ucapkan semoga senantiasa dalam bimbingan Allah Subhanallahuwata’alla

Saudaramu,
Ismail Haniya
Perdana Menteri Palestina

Hal yang senada juga disampaikan oleh Menteri Kesehatan, dr. Bassim Naim yang diwakili oleh dr. Mehdat Abbas selaku Dirjen Kerjasama Internasional Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza. Melalui surat tertulis yang juga ditujukan kepada dr. Arief Rachman menyatakan bahwa Kementrian Kesehatan Palestina di Gaza juga menyambut baik dan siap bekerjasama dengan MER-C Indonesia untuk membangun RS Trauma dan Rehabilitasi di Gaza Utara dan mereka sudah mempersiapkan tanah untuk
membangun RS ini.

Lokasi tanah untuk RS tepatnya berada di Bayt Lahiya, Gaza Utara. Total luas tanah pemerintah sebenarnya adalah 4 hektar. MER-C sendiri hanya menyanggupi untuk menerima hibah seluas 1,5 hektar. Tanah seluas ini cukup untuk membangun sebuah RS Trauma dan Rehabilitasi yang sangat dibutuhkan wilayah Gaza yang merupakan wilayah konflik dan perang jangka panjang. Saat ini, Divisi Konstruksi MER-C sedang merampungkan disain RS yang sudah mencapai 90%. Disain lengkap akan dirampungkan di Indonesia untuk kemudian dibawa oleh Tim ke-3 MER-C yang terdiri dari para insinyur ke Gaza untuk meneruskan proses selanjutnya dari rencana pembangunan RS. Sementara, Pemerintah Palestina di Gaza sendiri rencananya akan membuat sebuah kompleks RS di atas tanah seluas 4 hektar ini.

Waktu selama 3 bulan bertahan di Gaza yang ditempuh oleh dr. Arief Rachman dan Abdillah Onim adalah sebuah ujian kesabaran yang pada akhirnya membuahkan hasil yang signifikan bagi kelanjutan program monumental ini. Setelah adanya kepastian lokasi tanah untuk RS dan didapatnya dokumen-dokumen penting terkait rencana pembangunan RS dari pihak-pihak yang bertanggung jawab di Gaza, akhirnya dr. Arief Rachman dan Abdillah keluar dari Gaza pada hari Selasa (5/5). Proses kedua relawan MER-C keluar dari Gaza juga cukup mudah karena difasilitasi oleh Kantor Ministry of Health.

Sementara itu, Tim ke-3 yang terdiri dari para insinyur tengah menunggu kepastian keberangkatan ke Mesir. Izin visa Tim saat ini
masih dalam proses di Kedutaan Besar Mesir di Jakarta.(mer-c)