Ismail Al-Jazari, Ilmuwan Muslim Pelopor Perkembangan Robot Modern

Bagi banyak ilmuwan, penemuan Jazari menawarkan banyak intruksi dan inspirasi dalam teknik mesin yang tidak pernah ditemukan sebelumnya.

“Dampak dari penemuan ini dapat dilihat dalam perancangan mesin uap dan mesin pembakaran internal. Penemuan Jazari membuka jalan untuk mengontrol otomatis mesin-mesin modern lainnya. Bahkan masih relevan digunakan dalam teknik mesin modern kontemporer,” tulis seorang ilmuwan abad ke-20 Donald R. Hill, dalam studinya di Medieval Islamic Technology.

Perkembangan robot pasca temuan Ismail Al-Jazari

Seperti yang disampaikan Donald R. Hill, penemuan pompa air Jazari secara tidak langsung membantu perkembangan mesin modern kontemporer, terkhusus di bidang robotika. Kala itu, kata robot sendiri sebetulnya masih terbilang baru dalam dunia Barat (bahasa Inggris).

Namun menurut ilmuwan sains Amerika, Howard Markel, asal usul dunia justru dapat ditelusuri kembali dalam drama yang ditulis oleh Karel Capek, seorang penulis naskah terkenal asal Republik Ceko. Karyanya yang berjudul ‘Rossum’s Universal Robots’ (1921), berhasil memunculkan perspektif baru di bisang robotika.

Kendati demikian, Capek ternyata tidak menciptakan istilah tersebut. Asal usul kata robot disinyalir berasal dari bahasa Slavonic yakni Rabota, yang berarti perbudakan atau kerja paksa.

“Kata itu juga memiliki serumpun dalam bahasa Jerman, Rusia, Polandia, dan Ceko. Dan itu benar-benar produk dari sistem perbudakan Eropa Tengah,” kata Markel kepada NPR.

Lantas apa kaitannya informasi ini dengan penemuan Ismail Al-Jazari? Metode katrol atau otomatisasi pada pompa air milik Jazari, serta evolusi rabota Slavonic diklaim menjadi dua elemen penting dalam perkembangan robotika modern.

Sayangnya, sampai detik ini, dunia tidak pernah memberikan penghargaan khusus kepada Jazari, karena robotika dianggap sebagai ilmu modern yang hanya ditemukan oleh orang-orang di zaman sekarang.

Untuk mengubah mindset tersebut, tahun lalu, sebuah pameran diselenggarakan khusus oleh Museum Jazari di Istanbul, Turki. Pameran bertajuk ‘The Extraordinary Machines of Jazari Exhibition’ ini memang sengaja digelar sebagai penghormatan kepada para ilmuwan muslim.

Bagi tuan rumah, pameran tersebut sangat penting untuk menghidupkan kembali karya Jazari dan membawa inspirasi kepada ilmuwan-ilmuwan muda. Ada beberapa karya Jazari yang ditampilkan selama pameran berlangsung, termasuk water clock, pengangkat empat ember air, jam gajah (elephant clock) yang sangat ikonik, dan karya-karya lainnya. (okz)