Sejumlah stiker anti Islam disebarkan kelompok kanan ekstrim Prancis. Tulisannya berbunyi, “Saya ingin bebas. Saya perang melawan Islam. ”
Ada sekurangnya 20 ribu orang kelompok ekstrim kanan Prancis bertekad datang dari berbagai neara Eropa untuk berkumpul di depan gedung Uni Eropa di Belgia, satu hari sebelum datangnya bulan Ramadhan.
Mereka juga menentang apa yang disebut proyek Islamisasi Eropa, karena mereka merasakan ada arus besar pemeluk Islam baru di Jerman yang benar-benar mendapat sorotan sayap keamanan Jerman. Sebelumnya aksi anti Islam juga terjadi melalui pembuatan kartun pelecehan terhadap Rasulullah saw dari media massa di Swedia. Seluruhnya terjadi menjelang Ramadhan.
Menjelang bulan Ramadhan ini, di Prancis dan Eropa secara umum memang situasinya menjadi tegang. Menurut Sami Dabah, Jubir Koalisi Perlawanan Islamophobia di Prancis, “Sudah sangat jelas, perhatian terhadap Islam seperti di blow up, tapi tentu dengan kaca mata hitam dan pandangan negatif yang dilakukan media massa melalui kutipan sejumlah informasi keamanan untuk menentang orang Muslim. ”
Koalisi Melawan Islamofobia di Prancis sudah mengeluarkan pernyataan sikap yang menegaskan protesnya terhadap laporan keamanan yang disebarkan di sejumlah media massa Prancis. Laporan keamanan yang disampaikan lewat media massa itu sangat provokatif karena antara lain menyebutkan, “Banyak lokasi bisnis khusus untuk menjual daging halal di Prancis menjadi saluran pendanaan bagi terorisme”
Islamofobia menurut Sami Dabah telah mempengaruhi lembaga negara Prancis. Sebelumnya orang-orang anti Islam hanya melakukan tuduhan terkait terorisme, tapi kini mereka sudah menyentuh langsung simbol-simbol Islam. Misalnya saja, ketika ada seorang perempuan berjilbab masuk ke sebuah gedung pemerintah untuk mengurus keperluannya, maka yang pertama dilakukan petugas dalam gedung adalah, “Tolong lepaskan jilbabmu. Ini Prancis…” (na-str/iol)