Pada saat jam terus berdetak menuju hari pemilihan, para pemilih Muslim Amerika didesak untuk pergi berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara pada hari Selasa 6 November untuk memilih penghuni baru Gedung Putih.
“Sebagai Warga Amerika, kita bisa membuat suara kita didengar dengan memberikan suara kita,” kata organisasi payung Masyarakat Islam Amerika Utara (Islamic Society of North America/ISNA) dalam siaran persnya pada hari Sabtu kemarin (3/11)
“Semua orang di sini, dan semua keluarga dan teman-teman, harus membantu memilih pemimpin politik kita, melalui pemungutan suara bagi sosok yang kita anggap terbaik.
“Tidak peduli apapun, kita harus berpartisipasi, sehingga suara kita akan diandalkan pada hari pemilihan.”
Amerika akan memilih presiden baru pada hari Selasa antara Obama Barack yang incumbent dan penantangnya dari kubu Republik Mitt Romney.
ISNA mengatakan bahwa pemungutan suara dalam pemilihan presiden adalah kewajiban setiap warga negara Amerika, termasuk Muslim.
“Kami Muslim di Amerika diberkati untuk menjadi bagian dari sebuah demokrasi yang hidup dan terbuka yang secara aktif mencari partisipasi kami, dengan kandidat dan staf datang ke even shalat Jumaat dan bahkan Idul Fitri, mengadakan pertemuan Balai Kota dan acara lainnya untuk meminta dukungan kami,” kata ISNA dalam pernyataannya.
“Ingat – pemilu tidak hanya halal, dan diperbolehkan menurut ulama Muslim di seluruh Amerika, Dewan Fiqih, ISNA dan Imam kami sendiri Imam Mohamed Magid.”
“Allah (SWT) meminta kita berulang kali dalam Al Qur’an untuk menyuruh kebaikan dan mencegah kejahatan dan Nabi Muhammad (SAW) terus mengingatkan kita bahwa siapa pun yang melihat sesuatu yang salah di dunia ini harus segera berusaha untuk membuatnya lebih baik, dan melakukan perubahan dengan tangannya,” kata ISNA.
Meskipun tidak ada angka resmi, Amerika Serikat diyakini menjadi rumah bagi hampir enam hingga delapan juta Muslim.
Meskipun populasi Muslim di AS mungkin kecil, hak suara dari kelompok ini bisa menjadi signifikan dalam pemilihan umum.(fq/oi)