“Bisnis perusahaan saya telah stabil, jadi saya memutuskan saya ingin membuat ruang yang bisa membantu umat Islam di sini,” katanya.
Sementara itu pendatang Muslim lainnya, yaitu Muhammad Ali juga merasakan hal berbeda ketika saat ini masjid dekat dengan tempat tinggalnya.
Sebelumnya umat Islam di Jepang harus menempuh perjalanan selama dua jam ke masjid yang berada di Kobe. Mereka harus menempuhnya dengan menggunakan kereta.
Masjid Kobe merupakan masjid pertama dan terbesar di Jepang. Didirikan pada 1935 oleh salah seorang warga Turki dan India yang kala itu sedang tinggal di negeri sakura ini.
Namun karena akhir-akhir ini banyak orang dari negara-negara mayoritas Muslim termasuk Iran, Pakistan, Bangladesh, dan lainnya datang ke Jepang sebagai buruh, maka tak heran jika masjid di Jepang kian bertambah.
Namun yang menjadi pertanyaan, apakah komunitas Muslim di Jepang dapat hidup berdampingan bersama warga setempat? Ini dikarenakan Islam adalah agama minoritas di negara ini.
Misalanya Seiji Matsui (46), pria Jepang yang menjabat sebagai Wakil Ketua Masyarakat Muslim Ishikawa ini sempat berurusan dengan warga setempat karena adanya masjid.
Namun ia telah berngosiasi secara baik-baik dan menjelaskan bahwa berdirinya masjid bukan untuk tempat perkumpulan orang dengan misi tertentu.
“Sebelum itu (masjid) dibangun, orang-orang bahkan bertanya kepada saya apakah itu ada hubungannya dengan al-Qaida Dengan melibatkan mereka secara langsung dan sabar dalam penjelasan saya, saya bisa membuat mereka mengerti,” jelasnya. [kz]