Wanita yang beralih ke Islam sadar akan persepsi Barat yang tersebar luas bahwa mereka ditindas dan didiskriminasi, tetapi bersikeras penggambaran itu adalah gambar yang salah. Bagi banyak orang, ini adalah perjalanan spiritual jauh dari menekan. Islam justru meningkatkan status sosial mereka dan memberi mereka hak-hak baru.
Sebagai tindakan kesopanan, banyak wanita Muslim tidak memakai make up di luar rumah dan dengan senang hati membuang kebiasaan lama mereka karena merasa terbebaskan karena mengetahui bahwa penampilan mereka tidak menjadi masalah. “Saya merasa karena Anda menutupi diri Anda sendiri, Anda tidak dilihat sebagai simbol seks, dan karena orang tidak dapat menilai Anda dari penampilan Anda, mereka harus menilai Anda sebagai manusia. Itu cukup membebaskan,” kata Bahiya.
Pengalaman lain diceritakan mualaf yang juga berasal dari Skotlandia, Kimberley McCrindle yang menyebut menjadi Muslimah telah mengubah kehidupannya. Ketika banyak orang banyak menilai dirinya dari bentuk tubuhnya, Islam membuat dirinya merasa aman dan bebas.
“Saya sedang mencari kedamaian. Saya pernah mengalami masa lalu yang sulit, masa remaja saya tidak terlalu bagus, saya diintimidasi di sekolah, orang-orang menyebut saya gemuk dan jelek, dan saya mencari sesuatu untuk membuat saya bahagia,” katanya.
“Saya mencoba pergi ke gereja seminggu sekali, tetapi saya tidak akan menggolongkan diri saya sebagai seorang Kristen; Saya hanya tertarik. Tetapi itu bukan untuk saya, saya tidak merasa damai di sana,” tambahnya.
McCrindle menjadi seorang Muslim pada 2004 dan sekarang dikenal dengan nama pernikahan Arabnya, Tasnim Salih. Dia adalah salah satu dari sekian banyak wanita Inggris yang beralih ke Islam. Islam dianggap sebagai agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
“Sepertinya Anda benar-benar diperhatikan. Sebagai seorang wanita Muslim, pria Muslim sangat menghormati Anda, mereka melakukan segalanya untuk Anda. Anda sangat dipikirkan dan dilindungi,” ujarnya. IH