Khalifah IS, Abu Bakr al-Baghdadi, telah memerintahkan “hadiah” kepada setiap masyarakatnya yang ingin menikah, menurut laporan Syrian Observatory untuk Hak Asasi Manusia.
Bantuan tersebut meliputi perumahan dan sejumlah uang US$ 1.200.
Pada bulan Juli, ISIS, yang memberlakukan secara ketat hukuman rajam untuk perzinahan dan perilaku seksual menyimpang, dan sebagai jalan keluarnya IS membuka “biro perkawinan ” untuk mempermudah bagi yang ingin menikah di wilayah yang mereka kontrol di Suriah dan Irak.
Kelompok monitoring, mengutip informasi dari penduduk, setiap rumah yang masih memiliki gadis yang belum menikah ataupun janda, akan diminta datanya dengan memberikan nama dan alamat, “dan pejuang IS akan datang mengetuk pintu mereka dan secara resmi meminta persetujuan untuk meminang gadis / janda tersebut.”
Baru baru ini ketika IS merebut wilayah Yazidi, pejuang IS mengelompokan para wanita yang disandera dari kelompok etnis Yazidi, mereka membagi menjadi kelompok-kelompok perempuan berdasarkan ukuran umur berusia muda dan lebih tua, menurut para saksi, dan para pejuang IS tersebut tidak pernah mengancam atau memaksa mereka untuk memeluk Islam.
“Mereka memohon kepada kami … mereka berjanji kepada kita semua,” kata salah satu wanita yang dikutip oleh Independent. “Mereka meminang kami, dan mengatakan mereka akan memberi kita rumah dan kami akan menjalani kehidupan bahagia.”
Rumor yang beredar dari setiap perempuan yang disandera dan diperbudak secara seksual dan diperkosa adalah tidak benar, harian itu melaporkan. Ketika salah satu penjaga keamanan tertangkap mencoba meraba-raba tubuh perempuan di lokasi di mana para wanita ditahan, penjaga itu dihukum dengan jarinya dipotong.
Di Raqqa, kota Suriah kubunya IS, kelompok ini telah mempertahankan pelaksanaan ketat hukum Islam, dengan persenjataan yang disita di Irak, para mujahidin IS telah merebut tiga pangkalan militer Suriah di daerah itu dalam beberapa pekan terakhir. (Arby/Dz)