Iran Tolak Penghentian Proyek Uranium, Tidak untuk Senjata Nuklir

Kasus nuklir Iran masih menjadi sorotan penting dunia. Dan kali ini, dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi Channel IV di Inggris, Presiden Iran Ahmadinejad kembali menegaskan penolakannya untuk menghentikan pembiakan uranium.

Tapi ia juga menekankan bahwa negaranya tidak berupaya memproduksi senjata nuklir sebagaimana yang ditudingkan AS dan sekutunya kepada Teheran selama ini. Ahmadinejad mengatakan, negaranya tidak membutuhkan senjata nuklir yang menurutnya tidak begitu bermanfaat dari aspek politik.

Dalam kesempatan yang sama, siaran televisi Inggis itu juga menayangkan statemen Presiden Iran saat diwawancarai oleh ATV News, “AS tidak mampu melakukan intervensi militer terhadap Iran. ”

Selanjutnya ia mengatakan, “Iran lebih mampu berdialog dan berinteraksi dengan masyarakat Eropa ketimbang Amerika, karena Eropa pernah tenggelam dalam dua kali perang dunia yang menghancurkan yakni perang dunia pertama dan kedua. “Mereka sudah merasakan penderitaan akibat perang itu, ” ujar Ahmadinejad.

Pernyataan Ahmadinejad sangat terkait dengan perkembangan terakhir soal rencana penjatuhan sanksi baru yang lebih keras terhadap Iran, oleh AS. Bersamaan dengan munculnya wacana sanksi tersebut, Kepala bidang penyelidikan nuklir PBB, Muhammad el Baradei memberikan tenggat akhir bagi Iran untuk menjelaskan kepada publik soal program nuklirnya yang hingga kini masih memuat beberapa hal yang disembunyikan.

Rencana penjatuhan sanksi yang lebih berat atas Teheran, hingga kini masih terus dipelajari. Reuters melaporkan Jerman masih memita dunia untuk tidak buru-buru menerapkan sanksi itu. Sumber diplomatik Jerman menyebutkan pihaknya memberi waktu hingga akhir November tahun ini sebagai tenggat akhir kesepakatan yang harus ditandatangani pihak Iran. Di sisi lain, ada informasi pula bahwa rencana sanksi ini tidak didukung oleh Rusia dan China. (na-str/aljzr)