Iran Pada Vatikan: Tindakan Anti-Islam di Barat Tidak Bisa Ditoleransi

Pejabat senior Iran menyatakan, tindakan anti-Islam yang terjadi di sejumlah negara Barat tidak bisa ditoleransi. Untuk itu ia mendesak agar Vatikan agar mengambil tindakan tegas dalam menghadapi tindakan anti-Islam tersebut.

Alaeddin Boroujerdi, kepala komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri di parlemen Iran mengungkapkan hal tersebut dalam pertemuan dengan utusan baru Vatikan untuk Iran, Uskup Paul Gobel pada Rabu (9/4). Dalam pertemuan itu Boroujerdi menyampaikan pada Uskup Paul, agar tindakan yang bernunsa anti-Islam dan anti-agama selayaknya tidak diangkat ke dalam masyarakat.

"Menghormati agama-agama penting dilakukan dan tiap tindakan yang melecehkan kesucian agama-agama akan memicu respon yang keras dari para penganutnya, " ujar Boroujerdi.

Ia juga menyinggung kedekatan antara agama-agama samawi khususnya antara Islam dan Kristen. Menurutnya, kedekatan itu seharusnya bisa membuka jalan bagi kerjasama yang kuat antara penganut kedua agama tersebut dan bukan sebaliknya.

Sementara Uskup Paul Gobel menyatakan mengutuk para pelaku pelecehan terhadap agama. "Kebebasan berpendapat tidak boleh digunakan sebagai alat untuk menghina agama, " tukasnya.

Dalam pertemuan itu, Paul mengajak Iran untuk membentuk sebuah komisi bersama antara Republik Islam Iran dan Vatikan. Tapi ia tidak menjelaskan lebih jauh untuk apa dan tujuan komisi bersama itu. (ln/presstv)

Iran Pada Vatikan: Tindakan Anti-Islam di Barat Tidak Bisa Ditoleransi

Pejabat senior Iran menyatakan, tindakan anti-Islam yang terjadi di sejumlah negara Barat tidak bisa ditoleransi. Untuk itu ia mendesak agar Vatikan agar mengambil tindakan tegas dalam menghadapi tindakan anti-Islam tersebut.

Alaeddin Boroujerdi, kepala komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri di parlemen Iran mengungkapkan hal tersebut dalam pertemuan dengan utusan baru Vatikan untuk Iran, Uskup Paul Gobel pada Rabu (9/4). Dalam pertemuan itu Boroujerdi menyampaikan pada Uskup Paul, agar tindakan yang bernunsa anti-Islam dan anti-agama selayaknya tidak diangkat ke dalam masyarakat.

"Menghormati agama-agama penting dilakukan dan tiap tindakan yang melecehkan kesucian agama-agama akan memicu respon yang keras dari para penganutnya, " ujar Boroujerdi.

Ia juga menyinggung kedekatan antara agama-agama samawi khususnya antara Islam dan Kristen. Menurutnya, kedekatan itu seharusnya bisa membuka jalan bagi kerjasama yang kuat antara penganut kedua agama tersebut dan bukan sebaliknya.

Sementara Uskup Paul Gobel menyatakan mengutuk para pelaku pelecehan terhadap agama. "Kebebasan berpendapat tidak boleh digunakan sebagai alat untuk menghina agama, " tukasnya.

Dalam pertemuan itu, Paul mengajak Iran untuk membentuk sebuah komisi bersama antara Republik Islam Iran dan Vatikan. Tapi ia tidak menjelaskan lebih jauh untuk apa dan tujuan komisi bersama itu. (ln/presstv)