Iran memblokade lebih dari lima juta situs internet yang isinya dinilai tidak bermoral dan anti-sosial. Padahal, menurut pejabat kementerian informasi Iran, Iran termasuk 20 negara terbesar pengguna internet di dunia dengan jumlah pengguna internet sekitar 20 juta orang.
Tapi beberapa tahun belakangan ini, pemerintah Iran meminta para penyedia jasa internet untuk mem-blok situs-situs politik, hak asasi, situs-situs tentang perempuan dan blog-blog pribadi yang isinya mendorong perpecahan, mengandung unsur pornografi atau anti-Islam. Iran juga melarang sejumlah situs yang cukup populer di kalangan pengguna internet seperti Facebook, Youtube dan beberapa situs berita.
"Musuh-musuh Iran berupaya menyerang identitas keagamaan kita dengan lewat internet. Internet membawa dampak bagi kehidupan politik, ekonomi, sosial bahkan bisa menyebkan kerusakan moral yang cukup mengkhawatirkan," kata Abdulsamad Khoram Abadi, penasehat di Kejaksaan Agung Iran pada surat kabar Kargozaran.
Menurut Abadi, internet lebih besar pengaruhnya terhadap kerawanan sosial dibandingkan jaringan televisi satelit. Oleh sebab itu, sejak tahun 2000 sampai sekarang, Iran menerapkan kebijakan ketat terhadap penggunaan internet.
Majalah Sobh-e Sadegh yang diterbitkan Garda Revolusi Iran dalam laporannya menulis bahwa internet, tv satelit dan sms ikut berperan besar dalam perubahan corak revolusi di Serbia, Ukraina dan Georgia. Disebutkan pula, mesin-mesin pencari di internet seperti Yahoo dan Google, saluran televisi BBC dan CNN dan kantor-kantor berita asing seperti Reuters, Associated Press, UPI, AFP dan DPA dioperasikan sebagai alat diplomasi oleh negara-negara Barat.
Majalah yang terbit seminggu sekali itu juga mengungkapkan bahwa Uni Eropa sedang "membangun dunia maya untuk menyebarkan wacana anti-Iran" dengan cara memberikan dukungan pada para blogger yang tulisannya berisi kecaman pada Iran.
Meski memberlakukan larangan ketat terhadap tv-tv satelit, rumah-rumah di Iran banyak yang memasang parabola dan menikmati siaran-siaran dalam bahasa Persia, termasuk siaran dari Voice of America. Kepala Televisi Nasional Iran belum lama ini mengatakan, 30 persen rakyat Iran memiliki akses ke tv-tv satelit. Namun menurut sejumlah pengamat, jumlah pengguna tv satelit Iran lebih besar dari perkiraan pemerintah. (ln/aby)