Di tengah makin memanasnya perseteruan dengan Barat terkait dengan program nuklirnya, Iran dengan bangga mengumumkan keberhasilannya meluncurkan roket buatan sendiri ke angkasa luar untuk keperluan penelitian.
"Roket angkasa luar pertama berhasil diluncurkan dengan sukses. Roket itu membawa material-material yang digunakan untuk keperluan riset, dibuat oleh Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Kementerian Pertahanan, " kata Mohsen Bahrami, ketua pusat riset angkasa luar Iran dalam pengumuman yang disiarkan televisi nasional Iran.
Ia tidak merinci bagaimana peluncuran dilakukan. Televisi nasional Iran juga belum menayangkan gambar-gambar proses peluncuran.
Sementara itu, menurut keterangan Deputi Kepala Pusat Riset Angkasa Luar Iran, Ali Akbar Golrou, roket itu berhasil mencapai ketinggian 150 kilometer dari permukaan atmosfir bumi tapi tidak ditempatkan di orbit. Ketinggian 150 kilometer itu, melebihi batas Karman Line, yaitu batas ketinggian antara atmosfir bumi dan angkasa luar yang sudah disepakati dunia internasional. Dunia internasional menetapkan batas angkasa luar atau Karman Line setinggi 100 kilometer di atas atmosfir bumi.
Masih menurut Ali Akbar, seperti dikutip kantor berita Fars, roket itu bisa kembali ke bumi dengan bantuan parasut.
Dalam beberapa tahun ini, Iran memang giat mengembangkan program angkasa luarnya. Peluncuran roket itu menjadi batu loncatan bagi Iran yang berambisi untuk meluncurkan satelit buatannya sendiri ke angkasa luar.
Saat ini, Iran baru memiliki satu satelit yang berhasil mengorbit dengan menggunakan roket buatan Rusia. Satelit Sina-1 milik Iran itu diluncurkan pada Oktber 2005 lalu dan digunakan untuk keperluan riset dan telekomunikasi. Rencananya, Iran akan membuat dan meluncurkan beberapa satelit lagi dalam tiga tahun ke depan.
Para pejabat di pusat riset angkasa luar Iran mengatakan, roket yang baru saja mereka luncurkan dibuat dari materi-materi yang dimiliki Iran sendiri. "Semua test sebelum peluncuran dilakukan di fasilitas-fasilitas industri Iran sesuai dengan aturan internasional, " kata Bahrami.
"Pembuatan roket dan kargo dilakukan oleh para ahli di pusat riset angkasa luar dan para teknisi di kementerian perencanaan agrikultur, " sambungnya.
Menurut Menteri Pertahanan Mustafa Muhammad Najar, embargo AS terhadap Iran setelah Revolusi Islam tahun 1979 telah mendorong Iran untuk mengembangkan sendiri program angkasa luarnya.
"Sangsi-sangsi para musuh Iran terhadap sektor angkasa luar, telah mendorong kami untuk mengembangkan sendiri program penerbangan, angkasa luar dan industri elektronik. Kami sedang mengerjakan konstruksi pembuatan satelit dan pembuatan roket-roket yang mampu meluncurkan satelit ke angkasa luar, " jelas Muhammad Najar. (ln/arabnews)