AS dan Uni Eropa tidak puas dengan keputusan International Atomic Energy Agnecy (IAEA) yang memperkenankan Iran melanjutkan proyek nuklirnya. AS dan Uni Eropa masih berkeras bahwa proyek nuklir Iran yang diperuntukkan untuk kepentingan sipil hanya kedok untuk proyek bom atom yang dilakukan Iran.
Meski marah besar, AS dan Inggris menyatakan bahwa mereka belum punya rencana untuk menggunakan kekuatan militer terhadap Iran atas proyek nuklirnya itu.
"Kami melihat ini sebagai eskalasi serius dalam isu pengembangan nuklir Iran," kata Sean McCormack, juru bicara Departemen Luar Negeru AS. Ia mengatakan tindakan Iran sebagai hal yang ‘tidak bisa diterima.’
Juru bicara Gedung Putih, Scott McClellan menambahkan, jika Iran melanggar kewajiban internasionalnya, tidak ada pilihan lain selain mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sangsi pada Iran. McClellan juga menegaskan kembali, bahwa Presiden Bush tidak punya rencana untuk menggunakan kekuatan militer tapi Bush juga tidak menutup kemungkinan opsi itu dilakukan.
Dalam pernyataannya, Uni Eropa mengatakan bahwa Iran terus menerus merusak kepercayaan dunia internasional atas niat baiknya membangun program nuklir untuk kepentingan damai dan ini merupakan hal yang sangat serius bagi seluruh komunitas internasional.
Uni Eropa menilai langkah Iran membuka segel IAEA-badan pemantau nuklir PBB-di fasilitas riset nuklir Natanz sebagai tindakan ‘serius dan tidak bisa dimaafkan.’
Selain AS, Inggris dan Uni Eropa, kecaman serupa juga dilontarkan Jerman, Jepang bahkan Rusia yang belakangan menawarkan kerjasama proyek pengembangan nuklir dengan Iran.
Menlu Inggris Jack Straw mengungkapkan kekhawatirannya yang mendalam atas perkembangan yang terjadi dan menyatakan akan membuka jalan agar Iran diajukan ke Dewan Keamanan PBB.
"Kami menyerukan Irak untuk secara aktif kembali pada persyaratan moratorium dan kerjasama secara penuh dengan IAEA," demikian bunyi pernyataan resmi menteri luar negeri Rusia.
Sementara itu Direktur IAEA, Muhammad ElBaradei mengatakan bahwa Iran sudah mengatakan pada IAEA untuk memulai kembali pengembangan uraniumnya di Natanz dengan ‘skala kecil’, untuk itu segel IAEA di tempat penyimpanan dan dua lokasi uji coba akan dilepas pada hari ini, Rabu (11/1). (ln/aljz)