Iran menyerukan negara-negara Muslim untuk menghentikan ekspor minyaknya ke negara-negara yang mendukung kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel ke Jalur Gaza. Sementara aksi unjuk rasa anti-Israel terus berlanjut di pelosok dunia dan Dewan Keamanan PBB belum juga bisa mengambil tindakan tegas terhadap Israel, karena dihalang-halangi oleh AS.
Brigadir Jenderal Mir-Faisal Baqerzadeh, Ketua Yayasan Mengenang Perlawanan Suci di Iran menyatakan bahwa dunia Islam harus kompak untuk membantu warga Gaza yang berada dibawah penindasan rezim Zionis Israel. Selain menghentikan ekspor minyak, ia menyerukan agar dibentuk pasukan dari negara-negara Muslim karena menurutnya, hanya opsi militer yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan Gaza.
"Tentara-tentara dari negara-negara Muslim harus dibentuk untuk membela Muslim di Gaza dan minyak adalah stimulus yang penting, untuk menekan negara-negara pendukung rezim Zionis di AS dan Eropa," kata Jenderal Baqerzadeh.
Sebelumnya, juru bicara parlemen Iran Ali Larijani memuji perlawanan pejuang-pejuang Palestina menghadapi pasukan darat Israel. "Zionis-zionis itu harus tahu, Gaza akan menjadi kuburan mereka," kata Larijani.
Dalam aksi unjuk rasa anti-Israel di Tepi Barat, tentara Israel menembak seorang warga Palestina yang berunjukrasa hingga menemui syahid. Petugas medis di Tepi Barat mengatakan, Mufid Saleh Walweel, 22, ditembak di bagian kepala saat sedang berunjuk rasa di kota Qalqiya, menentang agresi Israel ke Jalur Gaza.
Aksi ribuan massa memprotes pembantaian Israel di Gaza juga berlangsung di Turki, Maroko, Yunani dan Inggris, termasuk di Indonesia.
Di Dewan Keamanan PBB, AS lagi-lagi menghalangi draft resolusi atas kekejian Israel di Jalur Gaza. Utusan AS di DK PBB Alejandro Wolff beralasan draft tersebut hanya mengkritik Israel dan tidak menyebut serangan roket Hamas.
Sikap AS membuat kesal sejumlah negara terutama Liga Arab yang mengajukan draft usulan tersebut. "Hari yang menyedihkan bagi Dewan Keamanan. Dewan ini lagi-lagi gagal untuk menyuarakan kecamannya terhadap eskalasi kekerasan Israel di Gaza," kata duta besar Libya, Giadalla Ettalhi.
Pemantau tetap Palestina di PBB Riyad Mansour mengingatkan, jika kebiadaban Israel tidak dihentikan, jumlah korban di kalangan warga sipil Palestina akan terus bertambah. "Dewan Keamanan tidak bisa terus berdiam diri. Ini merupakan tindakan ilegal dan tidak bermoral," ujar Mansour.
"Sekali lagi, kita menyaksikan Dewan Keamanan PBB yang tidak berfungsi," tambah Presiden Dewan Umum PBB Miguel d’Escoto. (ln/berbagai sumber)