Iran mengancam tidak mau bekerjasama lagi dengan para penyelidik PBB yang memantau program nuklir Iran, jika AS dan kroni-kroninya mengusulkan sanksi baru atas Iran ke Dewan Keamanan PBB.
"Setiap tindakan yang diambil Dewan Keamanan PBB akan memperburuk situasi, " kata Ali-Ashgar Soltanieh, ketua delegasi Iran di International Atomic Energy Agency-IAEA.
Soltanieh melontarkan ancaman ini menanggapi kritik sejumlah diplomat AS dan Eropa yang mengatakan bahwa Iran belum banyak melakukan sesuatu untuk meredam kekhawatiran dunia internasional. Menurut para diplomat itu, keterbukaan Iran yang membolehkan penyelidikan atas program-program nuklir sebelumnya, juga belum cukup untuk menghapus ketakutan AS dan Eropa bahwa Iran ingin membuat bom nuklir.
Ketegangan ini muncul kembali, menjelang penyerahan laporan tentang nuklir Iran oleh Muhammad ElBaradei, ketua IAEA. Iran berharap laporan itu berisi hal-hal yang positif setelah beberapa minggu ini Iran membuka pintu bagi para investigator PBB.
Menurut informasi yang berkembang di kalangan diplomat, laporan tentang perkembangan program nuklir Iran selama tiga bulan terakhir akan dipresentasikan di depan 35 negara anggota IAEA, pada hari Kamis besok.
Sebelumnya, Iran dan IAEA sudah menandatangani memorandum yang isinya menyatakan bahwa Iran sudah lebih terbuka dalam upaya penyelidikan program nuklirnya. Dokumen itu menyebutkan bahwa IAEA menilai bahwa informasi yang diberikan Iran tentang ekperimen-ekperimen pengembangan plutonium dalam skala kecil, sudah "menjawab" apa yang selama ini menjadi fokus perhatian IAEA.
Tapi Uni Eropa dan AS menilai memorandum antara IAEA dan Iran itu lebih menguntungkan Iran, dan para perwakilan senior dari AS, Inggris, Prancis dan Jerman hari Rabu kemarin mendesak ElBaradei untuk lebih kritis dalam laporan yang akan disampaikan besok. (ln/aljz/presstv)