Pejabat senior Iran menegaskan pada hari Jumat bahwa negaranya mengakui telah melakukan serangan udara terhadap posisi Negara Islam di Irak , dalam sebuah wawancara dengan harian The Guardian.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Ebrahim Rahimpour mengatakan kepada surat kabar di London bahwa serangan udara itu dilakukan atas permintaan pemerintah Baghdad tetapi tidak dikoordinasikan dengan Washington.
“Dalam hal ini, kami tidak memiliki koordinasi dengan Amerika. Kami berkoordinasi hanya dengan pemerintah Irak, “surat kabar itu mengutip Rahimpour mengatakan.
“Secara umum, setiap operasi militer kami untuk membantu pemerintah Irak sesuai dengan permintaan mereka,” tambahnya.
Tujuan dari serangan adalah untuk “membela kepentingan teman-teman kita di Irak” yang ia definisikan sebagai pemerintah Baghdad dan wilayah utara otonom Kurdistan Irak, yang sama-sama bertempur melawan IS.
Komentar oleh Rahimpour adalah konfirmasi resmi pertama atas serangan udara Teheran sejak pejabat AS mengatakan angkatan udara Iran ikut melakukan serangan di Irak.
Iran pada saat itu menolak mengkonfirmasi telah mengambil tindakan tersebut.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi berkelit dan mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang setiap serangan udara Iran.
Rahimpour mengatakan Iran campur tangan untuk mencegah Irak menjadi memburuk seperti tetangganya Suriah, terkoyak oleh perang saudara yang telah menewaskan hampir 200.000 orang dan menelantarkan lebih dari setengah penduduknya.
“Kami tidak akan membiarkan kondisi Irak seperti Suriah, yang diruwetkan oleh pemain asing,” kata Rahimpour kepada The Guardian.
“Dan tentu bantuan kami [ke Irak] lebih kuat dari bantuan kami ke Suriah, karena mereka lebih dekat kepada kita. (Arby/Dz)