Iran mengajak negara-negara Islam untuk memiliki teknologinuklir untuk tujuan perdamaan, sebagaimana yang dilakukan pemerintah Teheran. Demikian diungkapkan juru runding senior Iran, Ali Larijani setibanya di Kairo – Mesir, Sabtu (10/06).
Sekjen Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran ini mengatakan, persoalan nuklir terkait dengan masa depan seluruh negara Islam. Kerena, menurut Larijani, tenaga nuklir untuk tujuan perdamaian telah menjadi tema pembicaraan negara-negara Islam secara umum, meski kami yang menjadi sasaran tembak yang terdepan.”
Dalam kunjungan ke Mesir kali ini, Larijani disambut oleh Menlu Mesir Ahmad Abu Ghoith. Dijadwalkan dia akan melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat Kairo lainnya. Dalam pertemuan ini akan dibicarakan perkembangan terbaru krisis nuklir Iran setelah kunjungan terakhir perwakilan tinggi urusan politik luar negeri Uni Eropa, Javier Solana ke Teheran.
Tujuan kunjungan Larijani ke Kairo kali juga untuk menjelaskan pandangan Teheran terkait dengan masalah nuklir Iran, dengan menyambut sikap Mesir yang menyerukan diadakannya solusi damai bagi krisis ini dengan tetap menegaskan pentingnya Timur Tengah melucuti seluruh senjata pemusnah massal.
Hubungan Mesir dan Iran selama ini mengalami ketegangan sejak penandatanganan perjanjian Camp David dengan Israel pada tahun 1979. Hubungan itu nampak mulai membaik dalam dua tahun terakhir.
Teheran terus melakukan upaya untuk memanfaatkan usaha-usaha internasional sebelum menjawab secara resmi usulan lima negara anggota tetap DK PBB ditambah Jerman, untuk melakukan pembicaraan langsung dengan syarat Teheran menangguhkan dulu pengayaan uraniumnya. Bila tidak, DK PBB akan menjatuhkan sanksi buat Iran. Proposal tersebut telah diserahkan Jevier Solana ke Iran, Selasa (06/06).
Para pejabat Teheran sendiri belakangan banyak mengeluarkan pernyataan yang menolak penghentian (penangguhan) pengayaan uranium, yang dianggap oleh negara-negara besar sebagai syarat mati dilanjutkannya dialog secara langsung mengenai masalah ini. (was/aljzr)