Penderitaan rakyat Irak seolah tiada akhirnya. Kini, mereka diancam wabah penyakit kolera yang makin meluas. Sudah ribuan orang yang tertular penyakit ini.
Surat kabar Independent edisi Jumat (31/8) mengutip Dr Juan Abdallah dari wilayah Kurdistan yang mengatakan bahwa wabah kolera ini menyebar dengan cepat. "Ini adalah wabah pertama yang menyebar dengan cepat selama beberapa dekade belakangan ini, " katanya.
Sampai saat ini, sudah sepuluh orang yang tewas dan lebih dari 5. 000 orang yang terkena penyakit kolera ini di utara kota Sulaimaniyah dan Kirkuk. Diperkirakan jumlah korban kolera akan bertambah, karena banyak yang terkena penyakit ini sudah dalam tingkat yang parah.
Badan Kesehatan Dunia-WHO menyebut kondisi wabah kolera di utara Irak sebagai "wabah besar. " "Kami menemukan dua lokasi penyebaran penyakit, satu di Sulaimaniyah dan yang satunya lagi di Kirkuk, " kata seorang pejabat senior WHO pada AFP.
Penyakit kolera merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Penderita kolera akan mengalami diare dan muntah-muntah sehingga mereka mengalami dehidrasi. Anak-anak dan orang-orang lanjut usia, rentan dengan tertular penyakit ini.
Untuk kasus di Irak, penyebab wabah kolera diduga kurangnya persediaan air bersih dan buruknya kondisi sanitasi.
"Buruknya sistem sanitasi di Irak, khususnya di daerah-daerah pinggiran di mana para pengungsi berada, membuat mereka dalam posisi yang serius tertular penyakit itu, " kata Dr Abdallah.
Ia menambahkan, di Sulaimaniyah dan Kirkuk paling tidak 42 persen dari populasi tidak punya akses air bersih dan sistem pembuangan limbah yang baik.
Saat ini, menurut data badan PBB urusan pengungsi, ada empat juta rakyat Irak yang terpaksa menjadi pengungsi di negerinya sendiri, akibat kekerasan-kekerasan yang marak terjadi di Negeri 1001 Malam itu. Banyak di antara mereka yang hidup di bedeng-bedeng dan tidak punya persediaan air bersih. (ln/iol)