Seorang pejabat AS menghembuskan isu kaburnya tokoh pejuang Syiah Irak Muqtada al-Sadr ke Iran, menyusul keputusan pemerintah Irak menutup perbatasannya dengan Iran dan Suriah serta kedatangan 21. 500 pasukan tambahan AS ke Negeri 1001 Malam itu.
Pejabat AS yang tidak mau disebut jati dirinya itu, seperti dikutip Associated Press mengklaim, berdasarkan monitoring AS, al-Sadr meninggalkan basis pertahanannya di Baghdad sejak beberapa minggu lalu dan diyakini sekarang ia sudah berada di Teheran bersama keluarganya.
Pejabat AS itu menyebutkan, salah satu penyebab al-Sadr meninggalkan Irak adalah adanya perpecahan dalam operasi milisi dan politik di tubuh kelompok al-Sadr. Pejabat itu mengaku tidak tahu seberapa kuat al-Sadr bisa mengontrol organisasi dan pejuangnya yang tergabung dalam Tentara Mahdi, dari luar Irak.
"Pertanyaannya bagi kita adalah seberapa jauh kelompok al-Sadr akan ikut dalam proses politik di Irak, " ujar pejabat AS tadi merujuk pada pernyataan al-Sadr belakangan ini yang mengatakan akan ikut berperan dalam pemerintahan di Irak.
Kelompok pejuang Irak pimpinan al-Sadar dikenal sebagai kelompok yang tangguh melawan pasukan koalisi AS. Sosok al-Sadr sendiri menjadi target utama operasi keamanan di Irak. Oleh AS, kelompok ini dituding bertanggung jawab atas pecahnya pertikaian sektarian di Irak pasca ledakan bom di tempat suci kaum Syiah di Samarra beberapa waktu lalu. Namun pemerintah Irak tidak berbuat banyak untuk menumpas kelompok ini-meski mendapat tekanan AS-karena tidak mau kehilangan dukungan dari kelompok yang cukup diperhitungkan di Irak ini.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi dari kelompok al-Sadr tentang informasi yang dihembuskan AS itu.
Namun pada Selasa (13/2) sejumlah jaringan televisi di Irak juga mengulas isu seputar larinya Muqtada al-Sadr ke Iran, bersamaan dengan pengumuman pemerintah Irak menutup perbatasan negaranya dengan Iran dan Suriah setidaknya dalam tiga hari ke depan.
Pengumuman itu disampaikan oleh Abboud Gambar, yang baru terpilih sebagai komandan rencana pengamanan kota Baghdad. Penutupan perbatasan itu dilakukan setelah peristiwa ledakan bom di Baghdad dan tuduhan para komandan militer AS bahwa Iran menyelundupkan persenjataan ke kelompok pejuang Syiah di Irak. (ln/aljz/arabworldnews)