Sebuah bom mobil dan bom pinggir jalan dikabarkan meledak di utara kota Baghdad dan menewaskan sedikitnya 35 orang dan melukai 47 pada hari Selasa kemarin, demikian para pejabat Irak mengatakan.
Pemboman tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan terhadap pemerintah Irak yang sekarang dikuasai oleh kaum Syiah.
Sementara pasukan AS sendiri saat ini tinggal sekitar 47.000 orang yang masih di Irak.
Serangan Selasa kemarin itu dimulai ketika gerilyawan pertama meledakkan sebuah bom mobil yang diparkir di tempat parkir gedung dewan lokal di kota Taji sekitar tengah hari.
Kemudian ledakan diikuti oleh bom pinggir jalan ketika warga sipil dan pasukan keamanan berkumpul untuk membantu para korban dari ledakan pertama, demikian kata para pejabat.
Ambulan bergegas ke tempat kejadian, di mana sekitar 20 mobil terbakar dan tubuh manusia terbakar, beberapa dari mereka adalah wanita, dan tergeletak di tanah.
"Pemandangan yang mengerikan … beberapa orang luka ringan dan berjalan ke segala arah, mereka menangis atau berteriak minta tolong," kata seorang polisi yang mengidentifikasi dirinya sebagai Abu Haider. Dia mengatakan dia tidak berwenang untuk memberikan nama lengkapnya.
Seorang dokter di rumah sakit memberikan angka korban. Semua pejabat berbicara tentang kondisi anonimitas karena tidak berwenang berbicara kepada media.
Taji adalah kota yang didominasi Sunni sekitar 12 mil (20 kilometer) sebelah utara Baghdad.
Serangan hari Selasa mengikuti serangan 23 Juni ketika sebuah bom mengoyak lingkungan Syiah di Baghdad, menewaskan sedikitnya 40 orang. Dua hari sebelumnya, ledakan kembar termasuk pemboman mobil bunuh diri di luar kompleks pemerintah di selatan Baghdad menewaskan 22 orang. (sa/ap/washingtonpost)