Penasehat keamanan nasional Irak, Mowaffaq al-Rubaie menyatakan, negaranya tidak akan pernah mengizinkan jika AS ingin membangun basis militer di Irak.
Ia mengungkapkan hal tersebut, saat menyampaikan permintaan secara formal pada PBB agar memperbaharui mandat pasukan koalisi pimpinan AS selama satu tahun lagi. Tapi sampai 2008, Irak tidak akan memperpanjang mandat tersebut dan pembatalan akan dilakukan lewat permintaan Irak.
Al-Rubaie mengakui, Irak masih membutuhkan kehadiran pasukan AS untuk menjaga keamanan, yang diharapkan bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan politik.
"Tapi satu hal saya katakan, pasukan permanen dan basis militer di Irak bagi pasukan asing manapun, merupakan garis merah yang tidak bisa diterima oleh kalangan nasionalis Irak, " ujarnya pada televisi Al-Arabiya.
Setelah invasi AS tahun 2003, PBB memberikan mandat bagi sekitar 160. 000 pasukan AS di Irak. AS berulangkali membantah bahwa negara itu akan membangun basis militer di Irak. Namun pada bulan November, pejabat AS dan Irak menandatangani kesepakatan hubungan jangka panjang.
Dalam deklarasi itu, Irak dan AS akan memutuskan berapa jumlah pasukan AS yang akan tetap ditugaskan di Irak dan kerangka hukum yang memayungi kesepakatan itu.(ln/aljz)