Irak akhirnya bisa bernafas lega setelah Komite Olimpiade Internasional (OIC) hari Rabu kemarin akhirnya mencabut larangan keikutsertaan Irak dalam pesta olahraga dunia Olimpiade di Beizing. OIC memutuskan pembatalan itu menjelang detik-detik terakhir setelah delegasi pemerintah Irak berjanji akan melaksanakan pemilihan yang demokratis bagi anggota komite olimpiade nasional Irak, dengan pengawasan sebuah komite internasional.
Menyusul pembatalan itu, OIC mengizinkan Irak untuk mengirimkan empat dari tujuah atlet yang disiapkan Irak untuk ikut dalam olimpiade Beizing. Empat atlet yang akan berangkat ke Beizing adalah atlet untuk cabang olahraga atletik, karena pendaftaran untuk cabang olahraga ini masih dibuka. Irak gagal mengirimkan atlet yudo, panahan, angkat besi dan dayung karena batas waktu pendaftaran cabang olahraga tersebut sudah ditutup sejak pekan kemarin.
Namun Federasi Olahraga Dayung Internasional mengatakan, akan mengizinkan atlet dayung ganda Irak untuk ikut serta dalam kompetisi di olimpiade Beizing. "Kami menghubungi IOC dan menanyakan apakah masih bisa menerima atlet dayung dan jawabannya sudah kami dapatkan. Kami sangat gembira, " kata Matt Smith, direktur eksekutif federasi dayung internasional.
Dua atlet dayung ganda Irak, Haidar Nozad dan Hamzah Hussein Jebur juga mengungkapkan kegembiraan mereka atas berita tersebut.
Sementara itu, juru bicara Federasi Angkat Besi Internasional, Dezso Dobor meminta atlet angkat besi Irak untuk siap jika sewaktu-waktu diminta ikut serta dalam kompetisi. Begitu pula dengan atlet panahan Irak, Ali Adnan, masih terbuka kemungkinan untuk ikut serta dalam olimpiade jika ada atlet lain yang mengundurkan diri.
Sejak keikusertaanya dalam olimpiade musim panas tahun 1948, Irak baru berhasil mendapatkan satu perunggu. Meski demikian, Irak tetap semangat meski hanya bisa mengirimkan lima atlet saja ke olimpiade Beizing. Keputusan OIC membatalkan larangan keikutsertaan Irak dalam olimpiade itu, ibarat seteguk air segar bagi negara yang masih dirundung aksi-aksi kekerasan akibat invasi AS.
"Keputusan OIC kemarin adalah keputusan yang sangat mendebarkan… keputusan itu membawa Irak kembali ke ajang pesta olahraga internasional. Kami selama ini menanti untuk bisa ikut serta dalam setiap olimpiade, " kata Dr. Talib Faisal, salah seorang ketua asosiasi olahraga di Irak.
"Kami harap tidak ada lagi hari-hari gelap bagi dunia olahraga Irak, " sambung Samir Sadiq al-Moussawi, ketua Asosiasi Yudo Irak.
Pere Miro, pejabat OIC yang mengepalai departemen hubungan antar komite olimpiade nasional mengatakan, Komite Olimpiade Nasional Irak akan menggelar "pemilihan yang fair" sebelum akhir November yang akan datang. (ln/al-araby)