International Taekwon-Do Federation akhirnya membolehkan peserta turnamen taekwon-do, untuk mengenakan jilbab dalam pertandingan internasional yang akan dilakukan akhir Mei ini di Quebeck, Kanada. Sebulan lalu, peserta turnamen berjilbab masih dilarang bertanding.
Menurut International Taekwon-Do Federation (13/5), peserta perempuan dibolehkan memakai jilbab saat bertanding di arena Taekwondo dunia yang akan digelar pada 31 Mei hingga 3 Juni mendatang. Presiden ITF, Tran Trieu Quan, mengatakan, “Ada keinginan untuk mengambil sikap final untuk masalah jilbab setelah dilakukan kajian dari berbagai sisinya. ” Tim pengkajian itu tambahnya mendiskusikan berbagai aspek terkait simbol agama saat berlangsungnya turnamen.
Masih satu bulan sebelum ini, ITF pernah mengeluarkan larangan bagi perempuan Muslimah untuk ikut turnamen bila tak mau melepas jilbab. Saat itu, sebagian orang memandang pelarangan itu adalah karena pemakaian jilbab bisa memunculkan pembedaan ras dan etnik. Meskipun demikian ITF hanya mengangkat alasan bahwa pelarangan itu hanyalah untuk keamanan dan kenyamanan saat bertanding saja.
Pada bulan Maret kemarin, seorang pemain sepak bola perempuan berjilbab juga pernah dianulir kesertaannya di Quebeck. Pelarangan ini lalu memunculkan debat panjang di Kanada, terlebih ketika Dewan Federasi Internasional Sepak Bola secara khusus mengeluarkan peraturan internasional yang mendukung langkah pelarangan tersebut. Disebutkan, “Prinsip keempat yang membatasi kostum pemain adalah kostum pemain sepak bola yang terdiri dari kaus dan celana pendek, kaos kaki, serta sepatu oleh raga. ”
Setelah kasus itu, Muslim Kanada mengancam akan mengajukan laporan kepada Lembaga HAM PBB untuk menggugat kebijakan FIFA yang menolak kesertaan wanita berjilbab dalam turnamennya. (na-str/iol)