Intelijen Pakistan Dituding Ikut Rencanakan Serangan ke Jyllands Posten

David Headley–warga Amerika keturunan Pakistan–yang mengaku merencanakan serangan ke kantor Jylands Posten dengan seorang pejabat tinggi di badan intelijen Pakistan Inter-Service Intelligence (ISI). Informasi ini terungkap dari bocoran laporan hasil interogasi intelijen India terhadap Headley.

Headley adalah salah seorang yang diduga kuat terlibat dalam serangan teroris di Mumbai pada tahun 2008. Ia sendiri yang mengakui keterlibatannya itu, dan sekarang Headley mendekam di penjara Chicago. Sementara Jylands Posten adalah harian Denmark yang memicu kemarahan umat Islam karena memublikasikan kartun-kartun pelecehan terhadap Nabi Muhammad Saw.

Headley, dalam laporan itu mengatakan bahwa ia ditangkap pada November 2008, saat ia merencanakan serangan baru–kali ini ke surat kabar Jylands Posten karena telah memublikasikan kartun Nabi Muhammad Saw. Ia diinterogasi musim panas tahun 2010 oleh agen-agen intelijen India. Dalam laporan hasil interogasi setebal lebih dari 100 halaman, Headley dengan detil menjelaskan daftar jadwal pertemuannya dengan agen-agen intelijen dari ISI Pakistan.

Headley juga mengaku bekerja untuk kelompok Lashkar-e-Taiba, sebuah laskar garis keras di Pakistan. Dan menurutnya, Lashkar-e-Taiba-mempunyai hubungan dekat dengan ISI. "ISI di Pakistan mengawasi tokoh-tokoh penting di Lashkar-e-Taiba" ujar Headley.

Ia bercerita bahwa pada musim gugur tahun 2008, ia mendiskusikan serangan terorisme terhadap kantor surat kabar Jylands Posten dengan seorang agen intelijen ISI bernama Mayor Iqbal. Mayor Iqbal inilah, kata Headley, yang memegang peran utama dalam perencanaan serangan teroris ke Mumbai dan beberapa kali membiayai perjalanan Headley.

Berdasarkan laporan hasil interogasi intelijen India itu disebutkan pula bahwa Mayor Iqbal memberikan telepon genggam berkamera yang kemudian digunakan Headley untuk mengambil foto beberapa lokasi di Denmark, termasuk gedung-gedung milik Jylands Posten.

Sebelumnya pernah muncul kecurigaan bahwa ISI tahu rencana serangan ke Mumbai yang menewaskan lebih dari 160 orang. ISI kerap dituduh bekerja sama dengan sejumlah organisasi teroris, tapi pada saat yang sama negara Pakistan beraliansi dengan AS dan Denmark dalam perang melawan teror. Tudingan ini makin mengemuka, pascaterbunuhnya Usamah bin Ladin dalam sebuah operasi militer AS ke Abbotabad, Pakistan.

Keterlibatan ISI dalam perang melawan teror kembali menjadi fokus pembicaraan dalam persidangan Tahawwur Rana di pengadilan Chicago, Senin (16/5). Headley mengaku sudah bekerja sama dengan Rana yang juga keturunan Pakistan, dan keduanya kini sedang menjalani proses persidangan. Berbeda dengan Headley, Rana menolak semua tuduhan yang ditujukan padanya.

Dalam kasus ini, pengadilan Chicago juga mengenakan tuduhan keterlibatan Mayor Iqbal dalam terorisme. Tapi keberadaan Iqbal tidak diketahui dan diduga masih hidup bebas di Pakistan. (ln/IE)