Sepuluh tokoh Muslim dari berbagai belahan dunia, menjadi tokoh intelektual paling terkenal di dunia dari 20 tokoh intelektual dunia lainnya pilihan publik. Itulah hasil polling yang dilakukan oleh majalah terbitan AS Foreign Policy bekerjasama dengan majalah terbitan Inggris Prospect.
"Sepuluh besar tokoh intelektual paling terkenal di dunia dalam polling pembaca tahun ini semuanya Muslim, " tulis Foreign Policy.
Dari 10 besar tokoh intelektual itu, nama Fethullah Gülen menempati posisi puncak. Foreign Policy dalam penjelasannya menulis, Gülen adalah tokoh ulama Islam yang paling berpengaruh karena memiliki jaringan global. Di negeri asalnya, Turki, Gülen sekaligus memiliki banyak pengagum dan yang membencinya.
"Bagi pengikut gerakan Gülen, ia adalah pemimpin yang inspiratif, yang mendorong kehidupan Islami yang moderat di Turki. Bagi yang membencinya, Gülen dianggap sebagai ancaman bagi konsep sekularisme yang dianut Turki." kata Foreign Policy
Tokoh cendikiawan Muslim Syaikh Yusuf al-Qaradawi, menempati posisi ketiga dari 20 tokoh intelektual dunia pilihan pembaca. "Pengisi acara populer Shariah and Life di televisi Al-Jazeera, Qaradawi mengeluarkan berbagai fatwa setiap minggunya untuk berbagai hal, mulai dari fatwa tentang hukum mengkonsumsi alkohol bagi Muslim hingga fatwa tentang perlawanan terhadap pasukan penjajah AS di Irak, " tulis Foreign Policy.
Da’i muda Amr Khalid asal Mesir berada di peringkat keenam. Ia menjadi tokoh pilihan publik karena sangat karismatik dan menyampaikan ceramah keagamaan dengan gaya yang kasual. "Khalid memadukan pesan-pesan tentang integrasi budaya dan kerja keras dengan ajaran-ajaran tentang bagaimana menjalani kehidupan yang Islami, " masih kata Foreign Policy.
Polling ini dilakukan majalah Foreign Policy dan Prospect hampir sebulan penuh. Sekitar 50 ribu pembaca memberikan suaranya pada salah satu dari 100 daftar tokoh yang diberikan kedua majalah tersebut.
Pemenang hadiah Nobel bidang ekonomi, Muhammad Yunus berada di posisi kedua tokoh intelektual paling top di dunia. Nama Muhammad Yunus mencuat setelah menerima Nobel karena jasa-jasanya mengembangkan industri kecil di negerinya Bangladesh.
"Selama lebih dari 30 tahun, Yunus memberikan pinjaman pada pengusaha-pengusaha kecil yang miskin di Bangladesh dengan total pinjaman sekitar 27 dollar. Ini adalah awal pengabdian hidupnya untuk memberantas kemiskinan, " tulis Foreign Policy.
Novelis asal Turki, Orhan Pamuk yang juga pemenang hadiah Nobel bidang sastra menempati posisi keempat tokoh intelektual dunia. Posisi kelima ditempati oleh politisi dan aktivis hak asasi manusia asal Pakistan Aitzaz Ahsan. Filsuf asal Iran Abdulkarim Soroush menempati posisi ketujuh. Peringkat kedelapan adalah tokoh cendikiawan Tariq Ramadan yang kini menetap di Swiss
Antropolog asal Uganda Mahmood Mamdani berada di peirngkat kesembilan dan peringkat kesepuluh tokoh intelektual paling terkenal di dunia adalah aktivis HAM perempuan asal Iran Shirin Ebadi yang juga penerima Nobel pada tahun 2003. (ln/iol)