Badan intelejen dalam negeri Israel Shin Bet menuding Iran telah memberikan latihan militer tingkat tinggi pada sejumlah anggota Hamas. Shin Bet menyebut hal itu sebagai "bahaya yang cukup strategis" bagi Israel.
Direktur Shin Bet Yuval Diskin mengklaim bahwa Hamas telah mengirim "puluhan" pejuangnya dari Jalur Gaza ke Iran untuk mendapatkan pelatihan selama "berbulan-bulan, mungkin tahunan" di Iran dan Iran berjanji akan melatih ratusan pejuang Hamas lainnya.
Jika tudingan Israel itu benar, itu artinya hubungan Hamas dan Iran makin menguat, dan tentu saja ini menjadi ancaman bagi Israel dan sekutunya AS, yang memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
Sejak Hamas memegang tampuk pemerintahan Palestina, Barat memutus bantuannya untuk pemerintah Palestina. Namun pemerintahan Hamas berhasil mendapatkan bantuan dari sejumlah negara-negara Arab, termasuk Iran dengan jumlah bantuan mencapai 120 juta dollar.
Isu seputar pengiriman anggota Hamas ke Iran untuk mendapatkan pelatihan militer, sebenarnya sudah tersiar bukan hanya di kalangan pejabat Israel tapi juga di kalangan pejabat Palestina dalam beberapa minggu belakangan ini.
Pernyataan Diskin dalam keterangan singkatnya pada para wartawan, Selasa (6/3), merupakan pernyataan resmi pertama dari pejabat Israel tentang isu tersebut. Apa yang diungkapkan direktur Shin Bet itu seolah memperkuat tuduhan sekutunya AS, yang juga menuding Iran berperan dalam terorisme.
Lebih jauh Diskin menuding Hamas menumpuk stok persenjataan yang diselundupkan dari Mesir ke Gaza dan menuduh Hamas membangun sebuah pabrik senjata di Gaza. Diskin juga menyatakan Hamas sudah memanfaatkan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel di Gaza, untuk memperkuat militernya dan melakukan konfrontrasi di kemudian hari.
Juru bicara Hamas membantah semua tudingan Israel itu. Anggota parlemen Palestina dari Hamas, Mosher Masri mengatakan, Diskin sengaja menyebarkan tuduhan palsu untuk memojokkan Hamas dan sedang mencari alasan untuk melakukan serangan baru ke Jalur Gaza. (ln/arabworldnews)