Intelejen AS: Strategi Baru Obama di Afganistan Bakal Gagal

Presiden AS Barack Obama mengumumkan strategi barunya untuk perang di Afghanistan dengan mengirim sekitar 4.000 pasukan tambahan ke negeri itu. Namun seorang pejabat tinggi di dinas intelejen AS menyatakan strategi baru itu tidak akan banyak mengubah situasi di Afghanistan.

Menurut pejabat intelejen itu, aksi-aksi kekerasan akan makin meningkat sepanjang tahun 2009 meski AS sudah mengirimkan ribuan pasukan tambahannya dan meningkatkan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan. Sumber intelejen itu mengatakan, Taliban sudah berhasil mengambil alih kembali kontrol kekuasannya di wilayah selatan dan timur Afghanistan. Kelompok itu bahwa sudah membentuk pemerintahan bayangan dan membentuk pasukan keamanannya sendiri.

Pihak intelejen AS menyatakan, kurangnya jumlah pasukan pemerintah Afghanistan, AS dan NATO menjadi salah satu faktor menyebabkan mereka tidak mampu membendung kembalinya kekuatan Taliban di Afghanistan.

Sejak awal kampanyenya, Presiden Obama memang sudah menyatakan akan menarik pasukan AS dari Irak dan mengalihkannya ke Afghanistan. Obama memutuskan untuk menambah pasukan di Afghanistan dengan alasan untuk menciptakan stabilitas negara Afghanistan dan memberangus pengaruh al-Qaidah di Afghanistan dan Pakistan.

Mampukah AS menghadapi militansi para pejuang Taliban dan kelompok al-Qaida di Afghanistan dan Pakistan meski sudah mengerahkan ribuan pasukan tambahan ke Afghanistan, masih harus diuji. Yang jelas, pejabat intelejen AS sendiri meragukan kemampuan AS dan memprediksikan bahwa perlawanan-perlawanan di Afghanistan akan meningkat di tahun 2009. (ln/prtv)