Tak kurang dari satu pekan setelah Kairo memutuskan channel Az Zaura yang menjadi saluran komunitas Sunni Irak, sebuah institusi Amerika pro Israel menuntut Kairo dan Saudi Arabia menghentikan hak saluran channel TV Al-Manar dan Al-Aqsha. Dalihnya, seperti biasa, kedua saluran televisi itu adalah saluran yangmenebarkan pemikiran teroris.
Koalisi Melawan Media Massa Teroris, sebuah yayasan dengan kedok penegak demokrasi AS, meminta agar Kairo dan Riyadh segera menghentikan saluran TV Al-Manar milik Hizbullah Libanon, dan TV Al-Aqsha milik Hamas. “Televisi milik Hizbullah dan Hamas, dan semua media massa milik mereka, adalah media untuk membangkitkan kebencian, mengumpulkan dana dan pengkaderan para pengikut mereka serta memberi dukungan logistik pada aksi-aksi teroris. ”
Channel Al-Manar dan Al-Aqsha, saat ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Timur Tengah, Utara Afrika dan Eropa.
Mark Dabotz, Ketua Eksekutif perlawanan terhadap media massa teroris mengatakan, “Penghentian saluran Az Zaura, adalah langkah pertama yang telah diambil Mesir. Kairo telah memutuskan pada 26 Februari, untuk tidak lagi memberikan hak siaran bagi Az Zaura karena alasan teknis. Kairo juga memenuhi permintaan AS dan Irak karena peran channel Az Zaura yang mengungkap sejumlah tragedi pendudukan dan militer Irak, melawan kelompok Sunni. ”
Program aksi melawan media massa teroris ini dilakukan pertama kali tahun 2004 untuk memerangi berbagai media massa yang dikendalikan atau dimiliki organisasi yang dianggap teroris oleh AS dan Israel. Para penggerak aksi ini adalah berbagai organisasi sekuler, Yahudi dan Kristen di bawah Institusi Pembelaan Demokrasi yang didirikan dua hari pasca tragedi 11 September 2001.
Institusi ini menyatakan “Ideology paling berbahaya bagi demokrasi adalah bila ia menjadi saluran tumbuhnya sikap ekstrim Islam dan negara-negara yang tertipu lalu membantu terorisme dan kediktatoran. ” (na-str/iol)