Senin, Badan institusi al- Azhar Kairo menerima permintaan pengunduran diri ulama yang berakar dari Ikhwanul Muslimin, Yusuf al – Qaradawi , yang memutuskan untuk berhenti setelah menuduh intitusi Al Azhar mendukung pemerintah kudeta militer .
Abbas Shouman , sekretaris jenderal dewan Azhar ulama , mengaatakan Grand Imam Al Azhar Sheikh Ahmed al – Tayyeb tidak dalam posisi membuat keputusan dari pengunduran diri Qaradawi .
” Seorang Imam yang adil tidak harus berpartisipasi dalam mengambil keputusan tersebut terhadap orang yang menyerangnya secara pribadi sehingga ia tidak tampak seperti membalas dendam , ” dikutip Shouman Sheikh Tayyeb mengatakan .
Dalam surat pengunduran dirinya pekan lalu , Qaradwi menuduh Sheikh Tayyeb telah ” menyalahgunakan kewenangannya untuk mendukung kudeta militer , ” menurut AFP .
Kelahiran Mesir, Syeikh Qaradawi , yang berbasis di Qatar karena ia dicopot dari kewarganegaraannya pada dekade yang lalu, telah menjadi kritikus vokal atas penggulingan presiden Mohammad Mursi oleh militer.
Ulama , yang memiliki pengaruh besar ini , mengeluarkan fatwa , menyerukan rakyat Mesir untuk mengembalikan Mursi untuk presiden yang sah .
” Kami tetap menunggu sheikh al – Azhar untuk kembali ke jalan yang benar dan segera memisahkan diri dari rezim tiran , ” ujar Qaradhawi dalam postingnya hari Senin kemarin .
Qaradawi , sekarang berusia 86 tahun , pernah dipenjara beberapa kali pada tahun 1950 di bawah pemerintahan Presiden Gamal Abdel Nasser dan ia hijrah ke Qatar pada tahun 1961 .
Dia kembali ke tanah kelahirannya 50 tahun kemudian dan memimpin doa massal di Kairo Tahrir Square tak lama setelah Presiden Hosni Mubarak dipaksa mundur pada bulan Februari 2011 dalam menghadapi protes massa Arab Spring. (Arby/Dz)