Pertemuan Mahmud Abbas, Condoleezza Rice dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert yang berlangsung lebih dari tiga jam di Palestina Senin (19/2) kemarin menghasilkan lima kesepakatan.
Menlu AS Rice menyebutkan, pertemuan menyepakati lima hal yaitu, komitmen dengan prinsip dua Negara Palestina dan Israel, perlunya menghormati penghentian kontak senjata, bekerja untuk melaksanakan Peta Jalan Damai (Road Map) dan komitmen pemerintah Palestina terhadap syarat-syarat yang telah ditentukan negara kwartet.
Selain lima kesepakatan tersebut, diagendakan pula satu pertemuan lagi dalam waktu dekat untuk pembahasan terhadap segala hal yang berkaitan dengan kesepakatan kemarin.
“Kami bertiga menegaskan komitmen kami terhadap solusi yang didasarkan atas dasar pendirian dua Negara. Kami telah sepakat bahwa negara Palestina tidak mungkin melihat cahaya di tengah-tengah kekerasan dan terorisme, ” ujar Rice di depan para wartawan.
Dalam konferensi pers kurang dari 90 detik itu Rice juga menambahkan bahwa, Presiden Abbas dan Olmert sepakat untuk kembali bertemu dalam waktu dekat, tapi waktunya belum ditentukan.
Rice juga menegaskan, bahwa Abbas dan Olmert berulang kali mengemukakan keinginan mereka untuk melibatkan AS dalam melakukan upaya-upaya penyelesaian terhadap segala hambatan dan meraih dukungan regional dan internasional untuk melangkah menuju perdamaian dan berjanji untuk datang kembali ke Palestina.
Sejumlah analis menilai bahwa misi dan kunjungan-kunjungan Rice hanya akan menambah harapan-harapan yang sebenarnya akan berujung pada kegagalan dan kesia-siaan.
Diisyaratkan Rice bahwa Abbas dan rekannya Olmert telah membicarakan sudut pandang masing-masing terkait bidang politik dan diplomasi, serta cara mengimplementasikan cara pandang Presiden AS terkait prinsip dua negara.
Selain itu, imbuh Menlu AS itu, mereka berdua juga membicarakan masalah-masalah penting untuk disepakati, yaitu untuk pembentukan pemerintahan persatuan nasional Palestina, sikap negara kwartet yang menegaskan adanya janji pemerintahan Palestina untuk tidak menggunakan cara-cara kekerasandan akan mengakui Israel, menerima semua perjanjian dan kesepakatan termasuk Peta Jalan Damai.
Menurut sebuah sumber, pertemuan itu hanya dihadiri tiga orang saja, tanpa menyertakan para asisten mereka kecuali penerjemah bahasa Arab.(ilyas/ahram)