Kasus ini menjadi salah satu upaya koalisi Mahathir merebut simpati warga Malaysia. “Kami harus meningkatkan kepercayaan investor kepada pemerintah,” tegas Mahathir ketika ditanya mengenai skandal korupsi ini.
Selain itu Mahathir juga berjanji untuk meminta pembebasan mantan wakil perdana menterinya, Anwar Ibrahim. Anwar Ibrahim merupakan salah satu politisi yang berpengaruh dan dulu diyakini dapat menjadi pesaing Mahathir.
Anwar, yang merupakan murid sekaligus rival Mahathir pada masa lalu, dipenjara atas tuduhan korupsi dan sodomi setelah berselisih dengan pemerintah. Kemudian pada 2015 ia kembali dipenjara saat Najib Razak berkuasa.
Mahathir kemudian pada Jumat (11/5) menyatakan telah mendapatkan persetujuan Raja untuk membebaskan Anwar. “Ini akan menjadi pengampunan penuh yang tentu saja berarti bahwa dia tidak hanya harus diampuni, dia harus segera dibebaskan ketika dia diampuni. Setelah itu dia akan bebas untuk berpartisipasi penuh dalam politik,” ujar Mahathir.
Dr M, panggilan Mahathir, pun membuat komitmen dengan Anwar terkait peralaihan kekuasaan yang mereka rebut dari partai berkuasa selama 60 tahun lebih. Dr M hanya ingin menjadi PM selama dua tahun dan digantikan Anwar pada dua tahun berikutnya.
Terkait dengan investasi Cina di Malaysia, Mahathir cukup kritis dan keras. Ia menilai harus ada evaluasi menyeluruh atas seluruh investasi negeri Tirai Bambu itu, mengingat dampak ekonomi yang dihasilkannya tidak besar buat Malaysia. [republikaonline]