Tapi anda perlu mengakui bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam orang arab. Alquran, Allah turunkan dengan berbahasa arab. Hadis-hadis, disampaikan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan bahasa arab. Para sahabat, hampir semua orang arab. Para ulama, kebanyakan berbahasa arab. Dst.
Semua orang perlu mengakui itu, karena itu realita. Allah yang menciptakan, Allah yang memiliki, dan karenanya, Allah yang paling berhak untuk memilih. Dia yang paling berhak menentukan, dimana Allah akan mengutus Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam.
Allah berfirman, “Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. al-Qashas: 68)
“Meskipun, jika Allah berkehendak, Dia mampu untuk mengutus rasul di semua daerah, Jika Aku menghendaki, Aku akan mengutus seorang rasul di setiap daerah.” (QS. al-Furqan: 51)
Akan tetapi, Allah hanya memilih satu tempat untuk posisi munculnya sang utusan-Nya. Sebenarnya yang menjadi masalah bukan soal tempat dan bahasa, tapi lebih pada soal menggugat agama. Karena bagaimanapun juga, ketika Allah mengutus seorang nabi, pasti mereka akan menggunakan bahasa yang dipahami kaumnya. Sehingga tidak mungkin sang nabi ini diutus dengan membawa bahasa baru, agar tidak memihak ke bahasa manapun yang digunakan manusia.
Allah berfirman, “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.” (QS. Ibrahim: 4).
Andai Alquran diturunkan dengan bahasa jawa, bagi tipe manusia gagal, pasti akan dia kritik. Dia akan buat status, Islam bukan agama jawa. Lalu harus pakai bahasa apa agar anda tutup mulut, dan tidak mengkritik bahasanya? (inilah)
Allahu a’lam