“Kami di Alshaya berencana untuk mengubah desain toko. Kami tak akan memisahkan pelanggan pria dan perempuan lagi. Ini akan berlangsung selama dua tahun ke depan,” terang The Alshaya Group.
Seorang karyawan Starbucks mengatakan, mereka akan mengeluarkan dinding pemisah antara pelanggan pria dan perempuan.
Abdul Aziz Al-Qahtani, pemilik Bicicleta Coffee Shop di Riyadh mengatakan, sejak segregasi diakhiri pihaknya hanya membutuhkan satu konter kasir.
“Perubahan undang-undang ini telah mengurangi banyak biaya bagi kafe dan restoran. Sekarang kami tidak perlu dua kasir untuk melayani bagian perempuan dan bagian laki-laki. Kami juga tidak perlu memiliki ruang besar lagi untuk dapat membaginya menjadi dua bagian.”
Meskipun banyak yanng suka dengan keputusan mengakhiri segeregasi di restoran dan kafe, namun ada juga yang keberatan dengan keputusan pemerintahan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman tersebut.
Al-Amin Mahmoud, ayah empat anak, mengatakan, ia membawa keluarganya setiap akhir pekan ke restoran yang berbeda. Ketika berada di Jeddah dalam liburan singkat, dia menghadapi masalah ketika dia menemukan bahwa beberapa restoran tidak memiliki bagian yang terpisah.
“Saya menghormati keputusan itu, tetapi saya tidak merasa nyaman. Saya tahu bahwa keputusan itu telah diterapkan. Namun, bagi saya, tumbuh di keluarga dan masyarakat muslim yang konservatif, percampuran pria dan perempuan di satu ruangan itu tidak cocok untuk saya,” kata Al-Amin. (Okz)