Inggris Sembunyikan Informasi Senjata Pemusnah Massal Israel

Sejumlah pejabat Inggris buka mulut soal dirilisnya surat-surat penting terkait dugaan kepemilikan senjata pemusnah massal Irak, belum lama ini. Para pejabat itu, seperti dilaporkan Guardian edisi Kamis (21/2), mengatakan bahwa pemerintah Inggris sebenarnya telah menyensor dokumen-dokumen penting tersebut, demi menjaga hubungannya dengan Israel.

Awal pekan kemarin, Inggris mempublikasikan dokumen sebanyak 30 halaman yang dibuat oleh direktur komunikasi kementerian luar negeri Inggris, John Williams tertanggal 24 Juli 2002. Dokumen yang masuk klasifikasi "rahasia" itu berdasarkan undang-undang kebebasan informasi Inggris sudah saatnya dibuka ke publik.

Inggris menyatakan, di antara dokumen-dokumen itu, ada pernyataan seorang saksi yang diserahkan oleh seorang pejabat kementerian luar negeri pada lembaga Information Tribunal-lembaga yang mengurusi persoalan kebebasan informasi-yang isinya menyebut-nyebut kepemilikian senjata pemusnah massal milik Israel. Dan jika dokumen ini dirilis ke publik akan merusak hubungan Inggris-Israel. Oleh sebab itu, kementerian luar negeri Inggris meminta Information Tribunal untuk menyembunyikan dokumen-dokumen yang isinya merujuk pada senjata pemusnah massal milik Israel tersebut.

Dunia internasional sejak lama meyakini bahwa Israel memiliki 200 kepala nuklir dan Israel sendiri tidak pernah mengiyakan atau membantah soal kepemilikan senjata-senjata nuklir itu.

Dalam pernyataannya pada Tribunal, ketua group negara Arab, Israel dan Afrika Utara, Neil Wigan mengatakan, "Sayangnya, di Israel sudah ada semacam presepsi bahwa beberapa negara anggota FCO (Foreign and Commonwealth Office) menyimpan prasangka buruk terhadap Israel."

Dan dalam dokumen-dokumen penting yang disembunyikan Inggris itu, jika dipublikasi, akan makin menguatkan kecurigaan dunia bahwa Israel memang membangun persenjataan nuklir. (ln/al-arby)