Sikap negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB tentang persoalan nuklir Iran terpecah, menyusul laporan IAEA atas hasil pemantauannya. Trio negara AS, Inggris dan Perancis menginginkan sangsi atas Iran diperberat, sementara Rusia beranggapan hal itu tidak ada manfaatnya.
Badan Energi Atom internasional (IAEA), Kamis (22/2) dalam laporannya menyebutkan bahwa Iran belum menghentikan pengayaan uraniumnya. Pengayaan itu, menurut IAEA, dilakukan di intalasi utama di mana terdapat 328 mesin pengolah uranium yang berlokasi di bawah tanah. Selain mesin yang sudah ada, IAEA menyatakan sekitar 328 mesin lainnya sedang dipasang.
Menteri Luar Negeri Perancis Phillipe Douste-Blazy menyatakan harus ada resolusi kedua yang dikeluarkan dengan suara bulat oleh seluruh anggota Dewan Keamanan, untuk melanjutkan sangsi atas Iran.
"Kami meminta Iran menghentikan aktivitas nuklirnya yang sensitif, yaitu pengayaan, konversi uranimum, aktivitas pengolahan air dengan kandungan atom berat serta aktivitas balistiknya, " ujar Douste-Blazy pada para wartawan.
Sementara Inggris menyatakan akan bekerja bersama Dewan Keamanan untuk menentukan langkah-langkah yang mengarah pada "isolasi lebih jauh" terhadap Iran.
"Seperti pertimbangan yang ada dalam Resolusi 1737, kami akan mengadopsi langkah selanjutnya dari Dewan Keamanan untuk lebih mengisolasi Iran secara internasional, " kata Menlu Inggris Margaret Beckett.
Untuk itu, sambung Beckett, Inggris akan melakukan konsultasi intensif dengan Eropa, China, Rusia dan partner-partner negara AS serta para anggota Dewan Keamanan PBB untuk menentukan langkah selanjutnya. "Kami tetap berpendirian akan mencegah Iran membuat material-material yang bisa digunakan untuk membuat persenjataan nuklir, " tukasnya.
Namun Beckett menyatakan Inggris masih komitmen terhadap "solusi hasil negosiasi" berdasarkan usulan-usulan yang diajukan pada bulan Juni lalu.
Angggota DK PBB lainnya, Amerika Serikat, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Iran yang tidak mau memenuhi tuntutan PBB. "Kami baru menerima laporannya. Kami kecewa Iran tidak memenuhi tuntutan Resolusi 1737, " kata juru bicara bidang keamanan nasional Gedung Putih, Gordon Johndroe.
Sikap berbeda ditunjukkan Rusia. Vitaly Churkin, duta besar Rusia untuk PBB menyatakan, menjatuhkan sangsi tambahan pada Iran, tidak ada manfaatnya.
"Kita seharusnya tidak kehilangan visi dari tujuan kita, tujuan kita bukan membuat resolusi atau menjatuhkan sangsi. Tujuan kita adalah tercapainya kesepakatan politik dari persoalan ini, " tukas Churkin.
Bagaimana dengan sikap Iran? Negara para Mullah itu nampaknya tidak akan goyah dengan ancaman dan tekanan Inggris, Perancis dan AS. Deputi direktur Badan Atom Iran, Muhammad Saidi menyatakan, Iran telah mempertimbangkan bahwa menghentikan pengayaan uranium sama artinya melanggar hak mereka dan bertentangan dengan kesepakatan non proliferasi serta aturan-aturan internasional.
"Atas dasar semua itu, Iran tidak bisa menerima Resolusi 1737 Dewan Keamanan PBB yang menuntut Iran menghentikan pengayaan uraniumnya. Apalagi laporan IAEA menunjukkan bahwa aktivitas nuklir Iran tidak terindikasi untuk tujuan militer, " tegas Saidi.(ln/iol)