Inggris Pantau 8.000 Warganya yang Diduga Beraliran Al-Qaidah

Harian The Independent mengungkapkan informasi tentang proyek pemantauan ketat yang dilakukan pemerintah Inggris sejak ledakan bom Juli 2005 silam.

Menurut harian tersebut, London saat ini tengah memantau sekitar 8 ribu orang simpatisan Al-Qaidah yang berada di Inggris dan mengumpulkan berbagai informasi dari masjid-masjid, sekolah dan internet. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan menangkap orang-orang yang dimasukkan dalam katagori teroris.

Informasi ini turun satu hari setelah pernyataan dari pihak intelejen Inggris yang mengatakan bahwa orang-orang Muslim Inggris, baik berkulit putih maupun tidak, mayoritas menganut pemikiran terorisme. Dan kebanyakan kelompok teroris radikal itu melakukan upaya rekrutmen dan pelatihan militer.

Dalam edisi 3 Juli kemarin, harian The Independent mengungkap informasi dari sejumlah sumber soal perang terhadap terorisme. Disebutkan bahwa dari total 1,6 juta jiwa warga Muslim Inggris, sebanyak 8.000 orang atau 5% nya adalah para pendukung Al-Qaidah. Mereka juga disebutkan terlibat dengan kaum Muslim ekstrim dan mereka semuanya kini sudah terdeteksi dalam sebuah misi mata-mata rahasia.

Dijelaskan juga dalam harian tersebut, bahwa sejumlah polisi Inggris kini tengah berupaya keras menghimpun informasi dari berbagai tempat dan pihak manapun, termasuk kampus, masjid dan situs internet yang kemungkinan digunakan kelompok teroris melakukan rekruitmen terhadap para simpatisannya guna mencapai target Al-Qaidah.

Operasi yang bernama Rich Picture ini juga akan menggunakan strategi menebar informan ke sejumlah ormas Islam di berbagai tempat di Inggris. Menurut The Independent, operasi Rich Picture mulai digelar pascabom London yang terjadi pada bulan Juli 2005, untuk menghimpun informasi yang di antara hasilnya adalah, rencana sekelompok minoritas Muslim yang siap melakukan pengeboman lagi di Inggris.

Menurut kepala Intelejen Inggris, pelajaran terpenting dari pemboman Juli 2005 yang menewaskan 52 orang dan empat orang Muslim yang dituduh sebagai pelakunya adalah, terbukanya jaringan orang-orang teroris yang sebelumnya tidak diketahui. (na-str/iol)