Inggris Minta Aparat dan Pejabatnya Tidak Gunakan Lagi Istilah "Jihadis" atau "Teroris"

Pemerintah Inggris memberikan panduan bagi aparatnya dalam memilih kosakata yang tepat terkait Islam dan terorisme. Menurut juru bicara kementerian dalam negeri Inggris, pemilihan kosakata yang tepat bertujuan untuk melancarkan komunikasi dan menghindari kesan bahwa Islam identik dengan terorisme.

"Agar bisa beinteraksi secara efektif dengan warga masyarakat lokal, kita perlu komunikasi yang jelas, tepat dan konsisten, " kata jubir kementerian dalam negeri Inggris seperti dikutip Guardian, edisi Senin (4/2).

Pemerintah Inggris, dalam buku panduannya menyarankan agar aparatnya memilih istilah "kekerasan ekstrimis" dan tidak memilih kata "teroris", memilih "diskriminasi" untuk mengganti istilah "Islamofobia", atau menggunakan istilah "pelaku kriminal" bukan "teroris" atau "jihadis fundamental" untuk menyebut mereka yang melakukan serangan dengan mengatasnaman Islam.

Selain itu, para pejabat counter-terorisme juga dihimbau untuk tidak menggunakan istilah "konfrontasi" atau "benturan peradaban dan kebudayaan" untuk menjelaskan perdebatan mengenai nilai-nilai atau perdebatan sebuah ide. Mereka juga diminta untuk tidak menggunakan istilah "Barat" dan "komunitas Muslim."

Kementerian Dalam Negeri Inggris sudah menyebarkan panduan kosakata ini ke para pejabat senior dan kepala kepolisian di Inggris. Pada saat yang sama, kantor menteri luar negeri Inggris sudah memberitahukan seluruh diplomatnya yang bertugas di seluruh dunia untuk tidak lagi menggunakan istilah "perang terhadap teror" yang konotasinya menyinggung umat Islam dan memicu ketegangan di dunia Islam. (ln/iol)