Kantor Luar Negeri Inggris telah mengkonfirmasi bahwa konsulat Inggris di Basra, wilayah kaya minyak di Irak selatan, akan tidak lagi memiliki staf secara permanen, media lokal melaporkan.
Meskipun begitu Kementerian Luar Negeri mengatakan akan tetap menjaga kantor di Basra, dengan maksud untuk meningkatkan tingkat staf di Erbil, wilayah Kurdistan di timur negara itu pada saat bisnis Inggris memberikan perhatian yang signifikan ke daerah itu, media Inggris melaporkan.
Namun, keputusan untuk menutup konsulat di Basra telah dikritik oleh para pemimpin bisnis Inggris karena banyaknya investasi mereka di daerah itu.
Para pemimpin bisnis mengatakan Inggris berisiko kehilangan proyek-proyek infrastruktur utama di selatan Irak jika konsulat ditutup.
Selain itu, beberapa perwakilan dari bisnis Inggris mengatakan Cina dan Korea sekarang akan mengamankan proyek-proyek penting mereka di bagian selatan negara itu meskipun Inggris telah membuat pengeluaran perang yang besar di Irak.
Inggris adalah penyumbang terbesar kedua pasukan untuk perang Irak dengan setidaknya 179 tentara Inggris harus kehilangan nyawa mereka selama invasi negara asing pimpinan AS ke negara tersebut.(fq/prtv)