Sebagai upaya mencegah ekstrimisme di kalangan anak muda khususnya Muslim, pemerintah Inggris akan membentuk dan membiayai sebuah tim yang beranggotakan para cendikiawan Muslim. Tugas tim tersebut adalah menggelar diskusi-diskusi dan debat di universitas-universitas di seluruh Inggris tentang berbagai isu antara lain, isu keseteraan gender, kewajiban warga Muslim sebagai warga negara, dan isu-isu lainnya.
"Kami punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa generasi muda kami dibekali dengan ketrampilan yang mereka butuhkan untuk mencegah mereka menjadi orang-orang yang ekstrim dan melakukan tindak kekerasan, serta membantu mereka untuk memahami bahwa keyakinan agama mereka sejalan dengan nilai-nilai yang berlaku secara luas, " kata Menteri Urusan Kemasyarakatan Hazel Blears.
Selain menggelar acara diskusi dan debay di universitas-universitas, dalam upaya mencegah munculnya ekstrimisme di kalangan anak muda, pemerintah Inggris juga akan memberikan pendidikan tentang kewarganegaraan bagi para pemuda Muslim di masjid-masjid.
"Kami merasa perlu mendorong dan memciptakan rasa aman di tempat-tempat dilaksanakannya debat-debat yang membahas isu-isu sensitif, tempat-tempat yang sering digunakan kelompok ekstrimis untuk mengeksploitasi anak-anak muda. Kami juga ingin memastikan bahwa generasi muda Muslim memahami ajaran agama mereka dan menerapkannnya dalam hidup bermasyarakat, " papar Blears.
Uji coba program ini, akan dilakukan bulan September mendatang di London dan di wilayah lainnya yang memiliki populasi warga Muslim cukup padat seperti di Birmingham dan Leicester di Inggris Tengah, di Oldham, Rochdale dan Bradford di Inggris Utara. Saat ini, dipekirakan ada 400 ribu pelajar Muslim dari dua juta jumlah warga Muslim di Inggris.
Warga Muslim Inggris menilai positif program-progam yang akan digelar pemerintahnya. Syaikh Ibrahim Mogra, tokoh Muslm Council of Britain mengakui bahwa mereka merasa masih perlu bantuan untuk struktur yang lebih baik sebagai pendekatan pendidikan terhadap generasi muda Muslim. "Saya pikir anak-anak kita perlu dibekali pengetahuan, bahwa mereka harus bangga sebagai Muslim sekaligus sebagai anak muda Inggris, " kata Mogra.
"Kami menyambut baik setiap upaya untuk membantu komunitas kami menjadi lebih kuat, tanpa harus melakukan isolasi, mengontrol atau mengubah komunitas itu sendiri, "sambungnya. (ln/iol)