Inggris mengancam akan mengambil keputusan yang lebih keras, jika dialog dengan Iran untuk membebaskan 15 personil angkatan lautnya tidak berhasil.
PM Inggris Tony Blair menyatakan, waktu 48 jam ke depan akan menjadi waktu yang "kritis" dalam upaya Inggris membebaskan para personil angkatan lautnya itu.
"Kami tidak sedang mencari konfrontasi dalam masalah ini, sebenarnya yang paling penting adalah memulangkan mereka (15 pelaut Inggris) dengan selamat. Jika mereka (Iran) ingin menyelesaikan masalah ini lewat cara diplomatik, pintu terbuka, " kata Blair.
Namun ia mengingatkan Iran, jika negosiasi tidak menghasilkan solusi, Inggris "terpaksa mengambil keputusan yang lebih keras. " Blair tidak menjelaskan lebih detil apa yang dia maksud dengan "keputusan yang lebih keras" itu.
Sementara itu, Kepala Dewan Keamanan Iran Ali Larijani menyatakan, pemerintah Inggris sudah memulai upaya diplomatik dengan menteri luar negeri (Iran) untuk menyelesaikan masalah kelimabelas personil angkatan laut Inggris.
"Ini masih dalam taraf awal. Jika mereka melanjutkan cara ini, logikanya, kondisinya bisa berubah dan kami bisa terus maju untuk menyelesaikan masalah ini, " kata Larijani.
Ia menyambung, "Sejak awal, tujuannya adalah untuk memecahkan persoalan ini melalui kontak bilateral dan pihak yang bersalah mengakui kesalahannya, tapi mereka (Inggris) bersikap seolah-olah pelanggaran yang mereka lakukan di perairan Iran sebagai sesuatu yang normal. "
Sebelumnya, Wakil Presiden Iran Prviv Davoudi menyatakan, pernyataan maaf dari Inggris merupakan hal yang penting dalam kasus ini.
"London harus memberi jaminan dan mengatakan bahwa memang ada pelanggaran, serta di masa depan tidak akan ada kesalahan seperti ini lagi. Saya pikir penyelesaiannya ke arah ini serta adanya niat baik, maka persoalan akan segera tuntas, " tukas Davoudi. (ln/aljz)