Surat kabar terbitan Arab Saudi, Arab News mengkritik pemerintah India yang melarang penayangan saluran-saluran televisi negara-negara Arab di seluruh India.
Dalam laporannya, Minggu (6/8) Arab News menduga larangan itu diberlakukan karena ada ‘tekanan dari Israel’.
Dalam artikel yang dimuat di halaman depan surat kabar tersebut tertulis, sebagai negara yang oleh kebanyakan negara lain dianggap sebagai demokratis terbesar, pemerintah India sudah tunduk dengan tekanan Israel dan memerintahkan seluruh negerinya untuk melarang penayangan saluran-saluran televisi Arab.
"Larangan pemerintah India terhadap stasiun-stasiun televisi Arab sangat bertolak belakang dengan persahabatan yang oleh negara-negara Arab akan eksis, dengan negara-negara tetangganya di Lautan Arabia," demikian bagian isi artikel itu.
Dalam artikel itu juga diceritakan pengalaman Nabila Al-Bassam, seorang pengusaha Arab Saudi ketika berkunjung ke Mumbai. Pada Arab News Nabila mengungkapkan kegusarannya karena tidak bisa menikmati siaran dari saluran televisi Arab di hotel bintang lima terkenal tempat ia menginap.
Ketika Nabila menanyakan hal itu pada manager hotel, ia diberitahu bahwa saluran televisi Arab sudah dilarang di seluruh India.
Nabila yang tidak mengerti mengapa mesti ada larangan itu, mengirimkan SMS ke pemimpin redaksi Arab News, Khaled Al-Maeena untuk menanyakan kebenaran informasi yang baru saja didengarnya.
"Hotel Oberoi mengatakan pada saya bahwa pemerintah Indoa telah melarang saluran-saluran televisi Arab di negaranya, kenapa? Saya sebal nonton CNN dan BBC" tulis Nabila pada Al-Maeena. (ln/arabworldnews)