Imigran Afrika: Kami Diperlakukan Seperti Binatang di Israel

Imigran Afrika: Kami Diperlakukan Seperti Binatang di Israel

Lebih dari 80 warga asing yang secara ilegal yang berada di Israel, termasuk 70 warga Sudan Selatan, ditangkap hari Senin kemarin (11/6) sebagai bagian dari kampanye luas untuk mendeportasi warga asing ilegal, yang diluncurkan oleh Otoritas Kependudukan dan Imigrasi.

Orang-orang yang ditangkap selama operasi dikirim ke Penjara Ktziot, sementara wanita dan anak-anak dipindahkan ke fasilitas Saharonim terdekat, menjelang deportasi. Enam keluarga yang ditangkap telah setuju untuk meninggalkan Israel secara sukarela, dibebaskan sampai penerbangan mereka dijadwalkan.

Menteri Dalam Negeri Eli Yishai mengatakan kepada Ynet, “Apa yang kita saksikan hari ini hanyalah awal dari pertempuran bagi masa depan Israel. Saya yakin bahwa pengadilan juga akan memberikan sanksi deportasi terhadap penyusup dari Eritrea dan Sudan, yang menimbulkan ancaman utama negara ini.”

Otoritas Imigrasi mengatakan operasi untuk menangkap 1.500 migran Sudan Selatan akan terus berlanjut dalam beberapa minggu mendatang. Sekitar 60.000 imigran ilegal saat ini berada di Israel, termasuk 35.000 warga Eritrea dan 15.000 warga negara Sudan.

Sebelumnya, Yishai mengatakan, kampanye ini “tidak ditujukan terhadap para penyusup, melainkan dimaksudkan untuk melestarikan karakter Israel sebagai negara Zionis-Yahudi.”

Sementara itu, pejabat dari unit penegakan Otoritas tiba di kota-kota Arad dan Bersyeba pada hari Senin kemarin dan mendistribusikan formulir keberangkatan sukarela bagi warga Sudan Selatan yang tinggal di daerah tersebut. Puluhan orang dilaporkan telah menandatangani formulir sejauh ini.

Namun, tokoh masyarakat mengatakan para migran tidak tertarik untuk kembali ke tanah air mereka, tetapi terpaksa melakukannya karena kenyataan pahit mereka diusir dari Israel. “Mereka mengusir semua orang, sehingga kami memutuskan untuk pergi,” kata Michael Bazia, 45 tahun. “Mereka memperlakukan kami seperti hewan sehingga kami tidak memiliki pilihan selain kembali ke negara asal kami,” keluhnya.

Bazia menyatakan frustrasi atas keputusan Otoritas untuk meluncurkan kampanye empat hari setelah Mahkamah Administratif di Yerusalem memberi lampu hijau untuk mendeportasi warga Sudan Selatan. “Mereka mengatakan mereka akan memberi kami satu minggu untuk mempersiapkan diri, tapi seminggu belum berakhir mereka sudah mulai melakukan penangkapan.

“Mereka pergi dari rumah ke rumah dan mengumpulkan orang. Mereka mengatakan kepada kami:”Kemas barangmu dan pergi,”ujarnya, menambahkan bahwa orang-orang bersedia untuk pulang, tapi tidak dengan cara seperti ini.”(fq/ynet)