Imam Muslim di Australia Dituding Dukung KDRT

Organisasi Australian National Imams Council (ANIC) memprotes hasil studi yang isinya menuding para imam Muslim mendukung dan mempromosikan tindak kekerasan dalam rumah tangga dan poligami, yang dilarang oleh hukum Australia.

Studi itu dilakukan organisasi Women’s Welfare Council yang berbasis di negara bagian Victoria, sebelah tenggara Australia. Mereka mengklaim kesimpulan hasil studi itu berdasarkan wawancara dengan petugas kepolisian dan para pengacara.

Hasil studi itu menyebutkan, para imam masjid dan da’i menerapkan hukum Islam yang hanya menguntungkan kaum pria dan kerap menghambar penyelidikan polisi dalam kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga. Laporan itu juga menyebutkan bahwa para imam membolehkan para suami untuk memperkosa mantan istrinya dengan argumen bahwa mantan istri itu masih terikat perkawinan secara agama meski secara hukum sudah cerai.

Women’s Welfare Council mempresentasikan hasil studinya itu dalam sebuah konferensi di Universitas Melboourne dan mengatakan bahwa ANIC menolak untuk terlibat dalam studi tersebut.

Dalam pernyataan resminya, ANIC mengecam hasil studi yang menurut ANIC hanya berdasarkan pada kesalahan segelintir imam dan da’i dan tidak mewakili sikap para imam secara keseluruhan. ANIC juga menegaskan bahwa Islam sangat menghormati hak-hak perempuan.

"Studi ini tidak obyektif. Kami paham benar hukum yang berlaku di Australia dan kami tidak pernah berusaha untuk mengubahnya. Kami tidak yakin berbagai persoalan yang dihadapi komunitas Muslim bisa dipecahkan dengan cara seperti itu," tukas Presiden ANIC, Syaikh Moez Nafti.

Ia menilai, studi itu hanya akan menjadi santapan media massa untuk memberikan kesan pada masyarakat bahwa begitulah gambaran para imam dan da’i Muslim.

Nafti menyayangkan konferensi yang menggelar hasil studi tersebut tidak mengundang satu pun imam Muslim, padahal konferensi itu membahas tentang isu-isu yang terkait dengan keberadaan imam dan da’i Muslim di Australia.

"Hasil studi ini ingin mengesampingkan peran para imam dan komunitas Muslim," tandas Nafti. (ln/aby)