Ketua Delegasi Imam Denmark dalam konferensi Islam di Bahrain, Raed Hlayhel, membantah pemberitaan media Denmark yang mengatakan bahwa delegasinya menyerukan agar boikot terhadap produk Denmark diakhiri.
Hlayhel menyatakan, delegasinya tidak pernah menyatakan dalam konferensi itu, agar aksi boikot dihentikan. "Rakyat Denmark harus menyampaikan pesan yang meyakinkan pada umat Islam, bahwa rakyat Denmark tidak setuju dengan apa yang telah dipublikasikan surat kabar (Jyllands-Posten) dan bahwa mereka menghormati umat Islam," kata Hlayhel.
"Bola ada di tangan mereka… mereka harus membantu kita untuk mengakhiri aksi boikot ini," sambungnya.
Seperti diketahui, publikasi kartun Nabi Muhammad Saw oleh surat kabar Denmark Jyllands-Posten, telah memicu kemarahan umat Islam sedunia dan aksi boikot terhadap produk-produk Denmark, sehingga mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan-perusahaan Denmark.
Perdan Menteri Denmark menyatakan penyesalannya atas apa yang terjadi namun menolak untuk minta maaf atas nama Jyllands-Posten. Editor Jyllands-Posten sudah menyatakan permohonan maafnya tapi bersikukuh bahwa surat kabarnya berhak menerbitkan kartun-kartun itu atas dasar kebebasan berekspresi yang dijamin oleh undang-undang di Denmark.
Di Denmark terdapat kurang lebih 200.000 warga Muslim atau kurang dari 4 persen dari populasi penduduk di negara itu.
Para cendikiawan Muslim yang ikut dalam konferensi Islam di Bahrain, diminta untuk melakukan studi atas dampak boikot yang telah dilakukan sebelum mengambil langkah selanjutnya.
Dalam konferensi yang berakhir pada Kamis (23/3) kemarin, dihasilkan komunike bersama untuk membentuk sebuah organisasi internasional untuk melindungi sosok Nabi Muhammad Saw dari sasaran penghinaan, menggalang dana untuk melaksanakan konferensi secara rutin, dialog yang berkesinambungan dengan Barat serta sebuah organisasi hukum untuk menindaklanjuti kasus-kasus penghinaan atas Islam dan simbol-simbol Islam. (ln/aljz)